Halloween party ideas 2015



Manusia punya mata. Dengan mata manusia meihat apa saja yang indah dan tidak indah di sekitarnya. Mata membuat manusia melihat keadaan sekitarnya. Tetapi mata juga bisa membuat manusia cuek dengan keadaan sekitarnya. Inilah yang sering diistilahkan punya mata tapi tidak bisa melihat.

Mata yang masih baik bisa mengantar manusia pada keadaan yang tidak sadar. Maksudnya mata yang biasa melihat apa saja seolah-olah membuat manusia tertidur dalam alam tidak sadar. Tidak sadar akan fungsi mata sebagai indra penglihatan. Suatu saat manusia baru menyadari betapa penting fungsi mata. Saat itu adalah saat mata tidak lagi bisa melihat.

Tadi sore mata saya hampir tidak berfungsi. Saat itulah saya menyadari betapa fungsi mata amat penting. Agar berfungsi dengan baik, mata mesti didukung oelh keadaan sekitarnya. Jika tidak, mata tidak bisa berfungsi dengan baik. Mata bekerja dengan alat di sekitarnya. Sebut saja terang. Memang mata berfungsi dalam terang. Mata tidak berfungsi dalam gelap.

Mata saya tidak berfungsi bukan karena rusak tetapi karena keadaan di sekitar gelap. Saya mengendarai mobil saat hujan deras. Air hujan yang turun di kaca depan menghalangi pandangan saya. Apalagi ditambah angin dari Barat yang membuat air hujan tidak bisa turun lancar di kaca mobil. Hujan memang punya daya untuk menghalangi pandangan mata manusia.

Dengan halangan ini, mobil saya kendalikan pelan-pelan. Sifat hati-hati mulai muncul dan bekerja dengan kuat di sini. Padahal sebelumnya saya ngebut dan hampir tak memedulikan pengendara yang berjalan lambat. Saat saya mau cepat, muncul penghalang, air hujan ini. Boleh jadi, saya memang tidak boleh cepat. Saya mesti pelan-pelan mengingat yang lain juga pelan.

Ketika Anda sekalian mengendara waktu hujan berhati-hatilah. Kurangi kecepatan. Hargai pengguna jalan lain terutama sepeeda motor. Sayang kalau emreka kecipratan air dari mobil kita. Demikian juga dengan warga yang bernaung di rumah pinggir jalan. Mereka ini kadang jadi korban kecipratan air dari mobil yang ngebut. Bagi pengendara tentu tidak apa-apa. Toh dia di dalam mobil. Bagi pemilik rumah, cipratan itu membuat rumahnya kotor, dan tentu dia marah.

PA, 30/5/2013
Gordi



Aku ingin menulis
Tapi merasa diri belum bisa menulis
Perasaan ini menghantuiku

Aku ingin menulis
Tapi merasa tulisanku tidak sebanding dengan penulis lain
Tulisanku tidak bermutu dibanding tulisan mereka

Aku ingin menulis
Tapi belum ada ide
Sampai sekarang belum ada ide

Aku ingin menulis
Tapi belum ada komputer
Maklumlah aku belum cukup uang membelinya atau menyewa di warnet

Aku ingin menulis
Tapi belum ada semangat menulis
Kalau semangat ada aku segera menulis

Aku ingin menulis
Tetapi belum ada koneksi internet
Mahal kalau selalu pakai modem

Aku ingin menulis
Tapi masih banyak halangan
Yang datang dari dalam diri saya

Padahal aku ingin sekali menulis
Dan aku ingin segera memulainya
Tapi keinginan ini hanya dalam angan-angan saja


PA, 27/5/13
Gordi



KEKASIH YANG SUDAH LAMA KANGEN 

FOTO: www.summit-esl.com

Sudah lama gak baca Koran. Dua mingguan. Karena hobi membaca Koran, saya merasa ini sebuah kemunduran. Mundur dari rutinitas membaca.

Membaca Koran bagi saya menjadi sebuah kebutuhan. Seperti makanan dan minuman. Tetapi, karena situasi, jauh dari kota, saya pun rela tidak menyalurkan hobi membaca. Pun tidak memaksa untuk membaca Koran. Wong korannya tidak ada.

Jalan keluarnya saya membaca apa saja. Ada Koran jadul dan majalah bekas. Asal baca. Isinya gak peduli. Daripada tidak membaca sama sekali. Untunglah ada intrnet juga jadi bisa baca-baca apa yang ada di internet. Meski lebih suka baca yang manual.

Rupanya asyik juga. Mencoba hal baru. Intinya tetap membaca. Tetapi bukan baca Koran. Hari ini baru mulai lagi akrab dengan Koran. Pelan-pelan kembali ke rutinitas. Meski sudah lama akrab, rasanya seperti baru belajar membaca lagi. Mungkin otak sudah menjauh dari kebiasaan membaca Koran.

Membaca memang seprtinya harus terus mnerus. Jangan ditinggalkan dalam waktu lama tanpa membaca. Biar otak tetap segar. Semoga ke depannya saya selalu membaca.

Ini iseng-iseng menulis. Karena tidak ada ide untuk menulis. Mungkin juga karena lama tidak menulis. Jadinya seperti ini. Baru mulai belajar menulis lagi. Akhirnya seperti kekasih yang sudah lama kangen dan ingin bertemu. Ada rasa kikuk dan kaku. Salam selamat beraktivitas.

CPR, 18/5/2013

Gordi

FOTO: nasional.tempo.co

Duduk-duduk di terminal
Bukan penumpang yang mau pergi
Bukan penumpang yang menunggu jemputan
Bukan pula penjemput yang menunggu penumpang

Duduk-duduk di terminal
Sekadar memerhatikan manusia terminal
Manusia yang berprofesi sebagai sopir dan kenek
Sebagai calo penumpang

Sebagai teknisi mobil
Tukang bersih mobil
Tukang jaja makanan
Tukang jaja minuman

Ya di terminal semuanya bertemu
Pertemuan yang biasa dan mengesankan
Biasa karena sering
Berkesan terutama untuk orang baru

Manusia dengan seribu profesi
Hanya satu tujuan hidup
Yakni mempertahankan kehidupan itu
Caranya beragam

Andai manusia tahu
Kesibukan itu adalah sebuah usaha mulia
Yang tidak menggampangkan hidup
Tetapi memupuk perjuangan dalam hidup

Manusia suka berjuang dikala tertantang
Suka berfoya-foya dikala kaya
Suka berulah dikala tak ada pekerjaan
Suka berdemo dikala tak puas

CPR, 18/5/2013
Gordi



Beberapa bulan belakangan, banyak perempuan yang tersangkut kasus korupsi. Ada yang jadi koruptor. Ada yang jadi pemuas nafsu birahi koruptor. Banyak kasus lainnya. Wanita memang banyak jadi korban. Selain sebagai pelaku juga. Sebenarnya dari dulu. Hanya saja sekarang baru terungkap.

Saya tergoda untuk membandingkan Maria, Ibu Yesus, dengan para perempuan ini. Maria—untuk menyebut Ibu Yesus—bukan gadis murahan. Ia tidak menurut begitu saja permintaan malaikat. Maria bukan gadis yang mudah dibayar. Dia merenungkan secara matang sebelum memutuskan untuk menjawab YA atas tawaran Tuhan.

Terlalu jauh dan berlawanan kiranya perbandingan ini. Ini bukan sensasi. Ini hanya sebuah ajakan agar kita kembali belajar pada Maria. Kisah perempuan tersangka korupsi sengaja dihadirkan. Untuk menenunjukkan bahwa perempuan—seperti lelaki—memang punya sifat buuknya. Dan tentunya punya sifat baiknya juga.

Dua contoh untuk hal ini. Perempuan cantik-koruptor dan Maria, Ibu Yesus. Kita sendiri yang berhak memilih, ikut Maria atau ikut perempuan cantik-koruptor. Selamat berdoa pada Maria.

CPR, 19/5/2013
Gordi




Kebetulan saja bulan Maria. Saya berada di Bukit yang ada patung Maria. Seperti yang Anda lihat di foto ini. Saya berada di sini pada pagi hari. Matahari memancarkan sinarnya. Saya pun duduk di bawah kaki Maria. Saya ingin agar saya berada bersama Maria. Dan, memang Maria ada di belakangku atau di atasku.

Saya sengaja berfoto di sini. Tentu saya juga mau berdoa pada Maria. Dalam foto tidak tampak saya sedang berdoa. Bukan berarti saya tidak berdoa. Sata berdoa ya berdoa dan saat berfoto ya berfoto. Memang ada foto yang sengaja seperti tampak sedang berdoa. Dan tentu ini tidak salah. Yang penting ada pesannya. Foto itu mau mengajak kita untuk berdoa.

Bagi saya Maria adalah ibu yang selalu dekat dengan saya. Seperti saya dekat dengan Mama saya. meski dekat, saya kadang-kadang menjauhkan diri dari Maria. Bahkan cuek dengan Maria. Tidak mau berdoa dengan Maria. Melalui foto ini saya mengajak pembaca untuk selalu dekat dengan Maria. Dialah yang setia menemani kita di mana dan kapan saja kita berada.

Salam Maria penuh rahmat
Tuhan sertamu
Terpujilah engkau di antara wanita
Dan terpujilah buah tubuhmu Yesus
Santa Maria bunda Allah
Doakanlah kami yang berdosa ini
Sekarang dan waktu kami mati amin

CPR, 18/5/2013
Gordi

Tak tersa sekarang bulan Mei. Ada tradisi menarik di bulan ini. Dikatakan bahwa bulan Mei menjadi bulan Maria.

Jangan heran jika di bulan ini ada doa untuk menghormati Maria. Doanya ya berupa doa rosario. Ada yang berdebat bulan ini bulan rosario. Toh ada doa rosario. Sementara doa rosario juga dibuat pada bulan Oktober. Memang tepatnya bulan Oktober untuk bulan rosario dan bulan Mei untuk bulan Maria.

Tak perlu berdebat lama. Toh pemecahannya sudah selesai. Yang terpenting adalah berdoa pada Maria selama bulan ini. Meski sekarang baru diingatkan, tak salah jika kita berdoa pada Bunda Maria. Dialah sang pendoa sejati.

Bagi saya Maria adalah pendoa. Doa menjiwai perbuatan dan perkatannya. Dia adalah tokoh yang berefleksi sebelum menjawab tawaran Tuhan. Maka, saya mengundang pembaca yang beragama Katolik untuk tetap melestarikan devosi ini.

Salam dari Padang, Sumatera Barat

15 Mei 2013
Gordi Afri





Hari ini adalah hari buruh internasional. Buruh patut berbangga dan bersenang karena punya hari khusus untuk menghormati profesi mereka. Hanya saja, perlu ditanyakan, apakah hari ini buruh betul-betul bergembira? Jangan-jangan mereka tidak bergembira.

Hari ini seharusnya menjadi hari gembira bagi mereka. Untuk mengisi kegembiraan ini, pemerintah sebaiknya menjadikan hari ini sebagai hari libur. Minimal untuk para buruh. Seperti pelajar yang ikut bergembira pada masa liburan. Kalau ternyata hari ini para buruh tidak bergembira, maka perlu dicari alasannya.

Hari buruh di negeri ini dikenal sebagai hari demo. Buruh turun ke jalan dan menuntut berbagai hak mereka. Hak yang selalu dituntut adalah hak untuk hidup sejahtera. Buruh merasa perjuangan mereka selama ini tidak dihargai dengan upah yang layak. Tuntutan hidup memang lebih besar dari gaji bulanan yang mereka dapatkan. Ini bukan saja untuk para buruh.

Masyarakat luas juga merasakan tuntutan hidup ini. Hanya saja, yang paling getol dan tampak aksinya adalah para buruh. Petani juga sering beraksi menuntut kehidupan yang layak. Hanya saja, aksi mereka tidak seheboh aksi buruh. Andai petani bersatu, boleh jadi, aksinya akan gegap gempita.

Rasa-rasanya hari buruh selalu diwarnai aksi demo buruh. Sampai kapan ini terjadi? Kalau mereka menuntut, mengapa tidak ada yang memenuhi tuntutan mereka? Pemerintah mestinya bekerja sama dengan majikan buruh agar bersama-sama memerhatikan kesejahteraan buruh. Demo ini menandakan bahwa buruh belum sejahtera. Dan, sejak lama mereka menuntut kesejahteraan ini.

Menuju hidup sejahtera memang tidak gampang. Mesti ada usaha keras. Sejahtera adalah incaran banyak orang. Sayang bahwa yang bisa berjuang sampai ke sana hanya segelintir saja. Sebagian besar tetap berada dalam kemiskinan. Demo buruh tentunya menjadi bagian dari perjuangan menuju ke arah sana.

Biarkan buruh menikmati hidup sejahtera. Hari buruh seharusnya menjadi hari di mana para buruh bergembira atas pekerjaannya sebagai buruh. Demo buruh menjadi tanda bahwa buruh tidak bergembira di hari buruh. dan memang tampaknya buruh tidak bergembira karena mereka belum sejahtera.

PA, 1/5/13
Gordi


Powered by Blogger.