Halloween party ideas 2015
Showing posts with label BOLA. Show all posts

Dewi Fortuna Membalas Tangisan Ronaldo

gambar dari Frank Fife/AFP


Dewi fortuna datang tiba-tiba. Tidak ada yang bisa memprediksinya. Itulah sebabnya, jika ia datang, banyak yang kaget.

Rasa kaget itu juga yang menghinggapi seantero dunia malam ini di Prancis-Eropa atau pagi-pagi buta waktu Indonesia-Asia. Sungguh, para fans dari Ronaldo dkk merasa kaget. Rasa kaget itu muncul tak lain karena dewi fortuna mengantarnya pada Ronaldo dkk.

Dewi fortuna itulah kekuatan dari klub Portugal pada piala Eropa tahun 2016 ini. Dewi fortuna itu sempat kami perbincangan usai makan malam Minggu kemarin. Teman saya yang Italia menjagokan Prancis. Tetapi, ia tidak yakin.

Katanya, “Saya menjagokan Prancis karena Italia sudah kalah.”
Saya menjawabnya, “Io tifoso per il portogallo, saya menjagokan Portugal.”

Dia lalu menatap sinis, “Prancis lebih kuat dari Portugal.”
“Memang Prancis lebih kuat tetapi dewi fortuna selalu datang membantu Portugal,” balas saya.

Dialog tentang dewi fortuna ini rupanya benar-benar terjadi. Jika benar Prancis menang malam ini, teman saya benar-benar bangga. Meski dia tidak 100% mendukung Prancis, bagaimana pun prediksinya tepat. Sebaliknya, jika Portugal menang, apa yang saya ramalkan, benar-benar terjadi. Jadi, dewi fortuna itu memang lagi-lagi datang pada saya.

gambar dari www.telegraph.co.uk

Saya benar-benar senang dengan kemenangan Ronaldo dan kawan-kawan. Kemenangan yang tak terbayangkan. Memang, itulah ciri-ciri dewi fortuna. Tidak ada yang membayangkannya. Kalau pun ada, bisa jadi benar dan bisa jadi kalah. Sulit memberi prediksi yang lebih dari 50%.

Portugal memang tidak dijagokan. Publik cenderung menjagokan Prancis. Di status media sosial seperti facebook, dukungan untuk Prancis datang bertubi-tubi. Sebelum pertandingan dan saat pertandingan berlangsung.

Dukungan itu semakin kuat, kala Ronaldo harus keluar di menit ke 24. Kepergian Ronaldo seolah-olah menjadi penentu kemengan untuk Prancis. Maka, Portugal pun hampir pasti akan kalah di mata publik. Pandangan publik ini kiranya makin dikuatkan dengan tetesan air mata Ronaldo.

Sejak cedera lutut kiri untuk pertama kalinya, Ronaldo memang sudah meneteskan air mata. Seolah-olah, dia tidak punya harapan lagi. Kehadiran teman-temannya di lapangan untuk membangkitkan semangatnya tak mampu membuatnya bangkit. Dia duduk lemas sambil meminta bantuan.

Dia pun keluar untuk sementara. Di luar, regu kesehatan memberinya semangat. Lantas, dia masuk lagi meski tidak bangkit 100%. Ronaldo memang tak beruntung. Banyak yang berkomentar, dia masuk dengan kekuatan hanya lutut kanan saja. Mengandalkan satu kaki saja memang akan sulit.

perayaan kemenangan 


Kesulitan ini bertambah saat pemain Prancis, Payet, memberinya sekali lagi teken tepat pada lutut kiri. Ronaldo betul-betul hilang harapan. Dia mengekspresikan suasana hatinya bukan saja dengan tetesan air mata lagi. Tetapi, dia mencabut ban kapten dari lengan kirinya. Membuangnya ke lapangan, lalu menjatuhkan diri. Saat itulah dia merasa kalah. Menatap regu kesehatan dengan tatapan kekecewaan. Ronaldo pun dibawa keluar.

Portugal sampai titik ini betul-betul dinilai tak berdaya lagi. Publik pun setuju dengan penilaian ini. Harapan untuk menang telak ada pada pihak Prancis. Puyet dan kawan-kawan merasa akan dengan mudah meraih kemenagan itu. Ini yang terbaca oleh publik.

Kalau pun Prancis akan menang, hati Puyet kiranya tidak tenang. Dialah ujung tombak yang membuat permainan malam ini kurang indah. Payet menguburkan impian publik Portugal untuk melihat langsung aksi idola mereka, Ronaldo. Payet memang merasa tidak tenang. Tekelannya membuatnya tidak bisa bermain indah. Dia pun akhirnya keluar pada menit ke-56. Publik Portugal pun risau.

Kerisauan publik Portugal ini berubah menjadi kekuatan baru bagi pemain Portugal. Setelah menerima ban kapten dari Ronaldo, Nani menjadi pemimpin Portugal di lapangan hijau. Di hadapan penonton Prancis dan Portugal, dia mengarahkan teman-temannya untuk bermain dengan semangat baru. Semangat inilah yang membuat mereka bermain dengan tenang.

Pelatih Portugal Fernando Santos pun dengan tenang membimbing anak asuhnya. Nani, Pepe, Fonte, dan Sanches berusaha untuk mengimbangi permainan Prancis. Nani dan Sanches berjuang dengan sekuat tenaga. Mereka lah yang dengan tenang mengejar bola di segala lini. Depan dan belakang. Sanches dengan kemampuannya berlari kencang dan kelincahan mengocek bola, mampu merebut bola dari para pemain Prancis.

Pepe dan Fonte juga demikian. Mereka berdua berusaha bukan saja menghadang ujung tombak Prancis seperti Griezmann dan Evra, tetapi juga berusaha membuang bola ke depan. Uniknya mereka bermain tenang. Sesekali mereka mengamankan bola di wilayah bek, maju sedikit ke wilayah tenang, atau juga mengembalikan ke penjaga gawang. Inilah cara mereka bertahan.

Usaha Nani dkk pun berbuah. Mereka bisa bertahan imbang sampai babak kedua. Mereka laju ke babak berikutnya yakni 2 kali 15 menit. Di sini, ritme permainannya agak riskan. Siapa yang pertama mencetak gol, dialah yang menang. Tidak ada lobi-lobi lagi.



Dengan tenang juga, Nani dkk mampu menahan imbang laju permainan Prancis yang menguasai 55% pertandingan itu. Boleh dibilang, babak pertama dari pertambahan waktu itu berjalan mulus untuk kedua kesebelasan. Kemenangan itu kiranya muncul di babak kedua dari perpanjangan waktu ini. Hanya berharap pada keuntungan.

Dan benar yang diprediksikan. Keberuntungan, dewi fortuna, itu berpihak pada Nani dkk. Eder yang menggantikan Sanches pada menit ke-79 mampu menjebol gawang tuan rumah Prancis pada menit ke-109. Melewati dua bek Prancis, Eder maju dengan percaya diri yang tinggi. Tendangannya tak mampu dihadang oleh kiper Prancis Hugo Lloris. Bola pun masuk jala pertahan mereka. Portugal menang.
Eder berlari, menjauh dari gawang Prancis. Teman-temannya berlari ikut mengejarnya. Di luar lapangan pelatih dan Ronaldo serta para pemain cadangan berjingkrak-jingkrak merayakan kemenangan ini. Ya, betul-betul kemenangan yang tak terduga.

Dewi fortuna memang datang tak terduga. Ronaldo beruntung lagi. Dewi fortuna betul-betul menjawab keinginannya. Boleh jadi sang dewi, melihat tetesan air mata Ronaldo. Ronaldo ingin mengukir sejarah untuk bangsanya tahun ini. Dan, sejarah itu pun benar-benar terjadi malam ini.

Sejarah itu mengizinkan Ronaldo, Nani, Pepe dkk mengangkat piala kemenangan itu. Di hadapan para petinggi publik sepak bola Eropa, pelatih Portugal, Fernando Santos, mengambil piala. Ronaldo mengangkatnya untuk pertama kali. Lalu, Pepe dan Nani.

Nani dkk menampilkan wajah kerendahan hati yang mendalam. Nani menerima ban kapten dari Ronaldo lalu menyerahkannya pada Ronaldo saat mereka menang. Dengan sikap rendah hatinya ini, Nani menunjukkan pada publik bahwa kemenangan itu adalah keberuntungan. Maka, dia pun tidak ingin tampil sebagai kapten saat mengangkat piala itu. Dia hanya beruntung menjadi kapten dalam pertandingan yang menegangkan ini. Ronaldo tetaplah kapten mereka.

Selamat untuk Ronaldo, Nani, Pepe dkk yang memenangkan pertandingan final Piala Eropa 2016 ini. Parabens.

PRM, 11/7/2016
Gordi

Dipublikasikan pertama kali di kompasiana



FOTO, di sini
Pertandingan Barcelona melawan Juventus dalam Liga Champions telah berakhir. Hasil akhirnya Barcelona menang dengan skor 3-1.

Juventus yang dipimpin Massimiliano Allegri pulang dengan rasa kecewa. Mereka sudah mengharapkan untuk menang. Bahkan, para pendukung mereka (tifosi) di seluruh penjuru dunia sudah menduga kemenangan ini. Mereka anggap Juventus pergi ke Berlin untuk mengambil kemenangan ini.

Harapan mereka sama dengan harapan para pemain Juventus. Carlos Tevez dan Andrea Pirlo misalnya. Mereka ingin mengakhiri karier mereka di Juventus dengan mengahdiahi Juventus sebuah kemenangan di piala champions. Teves sebentar lagi akan kembali ke Amerika Latin. Demikian dengan Pirlo yang rencananya akan berangkat ke New York. Mereka mencintai klub Juventus. Cinta mereka dibuktikan dengan perjuangan untuk merebut kemengan ini.

Perjuangan mereka adalah bentuk totalitas mereka pada dunia sepak bola. Mereka pemain sepak bola. Dan, seharusnya beginilah mental yang mesti dimiliki setiap pemain. Bermental perjuangan sampai titik akhir. Kalah menang itu urusan kemudian. Yang didahulukan adalah perjuangan. Kata Andrea Barzagli dalam wawancara dengan Sky Sport Italia, “Kami sudah berjuang mati-matian bahkan sampai menit ke-90-an, toh akhirnya kami harus mengakui kebesaran Barcelona.”

Barcelona memang sudah terkenal. Media sudah meramalkan bahwa Barcelona akan menang. Dan, para pemain Juventus juga meramalkan demikian. “Kami beruntung bisa bermain dengan para pemain terkenal dan berkualitas di klub Barcelona,” komentar Claudio Machisio, pemain Juventus lainnya. Apa yang diprediksikan media ini juga diakui Marchiso. “Bagi kami, pertandingan ini memang sulit. Barcelona sudah diprediksikan akan menang. Kami tahu itu,”lanjutnya. Meski Marchiso dan kawan-kawan sudah mengakui kemenangan ini, mereka tetap berjuang sampai titik akhir. Sepak bola memang kadang-kadang sulit ditebak. Berbagai prediksi kadang-kadang jauh melenceng. Lihat saja Juventus yang diprediksi tak berdaya melawan Real Madrid beberapa waktu lalu. Saat itu, banyak yang menyindir Juventus. “Hanya mukjizat yang bisa memenangkan Juventus,”komentar beberapa teman saya.

Apa yang diprediksi mukjizat ini nyatanya benar. Juventus mungkin memperoleh mukjizat ini. Mereka menang melawan Real Madrid. Kali ini mukjizat itu tidak nyata. Boleh jadi mereka memang mengharapkan mukjizat untuk menang melawan Barcelona. Tetapi, mukjizat itu tidak nyata. Mereka tahu, mereka akan kalah. Dan memang, mereka akhirnya kalah. Untuk menang memang tak cukup mengharapkan mukjizat. Dan, Juventus juga sudah membuktikan ini. Para pemain Juventus sudah berjuang hingga titik akhir. Kata Gianluigi Buffon, sang kiper top dunia, “Kami sudah berjuang sampai titik akhir. Tetapi apa boleh buat, Barcelona tetap yang terkuat.”

Barcelona memang kuat. Mereka berambisi untuk menang. Dan, ambisi mereka memang nyata. Meski berambisi, pelatih Barcelona juga mengakui kehebatan para pemain Juventus. “Saya ikut sedih dengan Buffon dan Pirlo. Mereka bermain bagus sekali dan Juventus kali ini sedang dalam perkembangan yang baik. Tetapi, saya juga mengakui klub kami juga bermain dengan baik,”komentar pelatih Barcelona Luis Enrique.

Juventus kalah tetapi mereka sudah membuktikan bahwa mereka ingin menang. Barcelona juga sudah mengakui keinginan mereka ini. Barcelona tidak mau main-main menghadapi keinginan Juventus untuk menang. Juventus membuktikan bahwa mereka ingin menang. Permainan mereka bagus. Dan, Barcelona agak susah menghadapinya. Banyak peluang untuk Juventus. Sayang bola-bola tendagan Juventus berhasil ditangkap kiper Barcelona. Barcelona dengan sedikit peluang mampu memanfaatkannya dengan baik. Di kaki Luiz Suarez, Neymar, dan Rakitic, bola itu berubah jadi keberuntungan. Barcelona memang beruntung. Dan, mereka menang untuk kelima kalinya dalam Liga Champions.

Luis Enrique, pelatih Barcelona tentu senang dengan kemenangan ini. Keseangan ini juga jadi milik Massimiliano Allegri. Allegri mampu membuat Juventus tampil gemilang malam ini meski akhirnya kalah. Dan, kekalahan ini membuat Andrea Pirlo, Paul Pogba, dan beberapa pemain Juventus lainnya sempat menitikan air mata. Betapa air mata itu berharga. Air mata cinta untuk klub Juventus. Air mata yang jatuh setelah berjuang sampai titik akhir pertandingan. Pirlo mungkin sedih, seperti juga para tifosi Juventus, tetapi tentunya para pemain lain senang. Mereka sudah berjuang mati-matian. Mereka mungkin tidak beruntung. Keberuntungan ini amat berperan dalam sepak bola. Maka, siap-siaplah untuk menerima kalah atau menang yang menjadi keberuntungan saja. Barcelona menang dan sudah bermain bagus, demikian juga Juventus. Olympiastadion, Berlin jadi saksi perjungan kalian.

Bravo Barcelona. Selamat untuk perjuangan Juventus.

PRM, 7/6/15
Gordi  

ILUSTRASI kaskus
Sepak bola sejatinya adalah permainan yang merakyat. Sebab, permainan ini adalah permainan para rakyat kecil. Di mata rakyat kecil, permainan ini tidak pernah menjadi polemik. Sepak bola bagi rakyat kecil adalah sebuah kegembiraan. Itulah sebabnya rakyat di kampung-kampung beramai-ramai menonton pertandingan sepak bola di lapangan kampung mereka. Sore hari orang tua tertawa menyaksikan lucunya permainan anak dan cucu mereka. Kelelahan setelah seharian bekerja terusir dengan menyaksikan pertandingan sepak bola.

Di mata mereka, sepak bola menjadi sebuah hiburan. Karena hiburan, mereka tidak pernah menjadikan sepak bola sebagai sumber konflik. Justru sepak bola menjadi solusi konflik bagi mereka. Lihatlah keluarga yang berseteru, anak-anak mereka sama-sama bermain di lapangan. Mereka tidak pernah mempersoalkan di luar lapangan ada konflik. Tidak. Yang ada hanya perdamaian.

Sepak bola sebagai hiburan rakyat kecil bukan saja milik Indonesia. Penulis pernah membaca kisah hidup beberapa permainan dari salah satu negeri sepak bola, Brasil. Mereka bermain di lapangan kampung. Bola pun bukan bola yang diperebutkan para pemain internasional. Bolanya hanya berupa gulungan kertas dan plastik. Beberapa film juga mengisahkan kehidupan masa kecil beberapa pemain legenda Brasil ini. Penulis juga pernah merasakan asyiknya bermain dengan bola hasil gulungan kertas, daun, bahkan plastik. Meski bola ini sederhana, permainan kami justru mengasyikkan. Tidak ada pertengkaran. Tidak ada sakit hati setelah kalah. Yang ada hanya puas.

Permainan sepak bola bagi kami saat itu menjadi hiburan harian. Karena hiburan harian, bagi kami, permainan itu bukan milik hari ini saja. Permainan kami seperti bentuk bola itu sendiri, bulat. Hari ini kalah, besok menang. Bola tidak pernah memihak satu posisi. Demikian juga kami waktu itu.

Sepak bola Indonesia saat ini sedang dilanda rasa sedih. Rasa sedih pertama-tama bukan kepada pengelolanya. Rasa sedih itu justru dialami rakyat kecil. Betapa olahraga yang menjadi kebangaan dan kecintaan mereka itu kini menjadi sumber polemik. Berbagai kepentingan muncul dari kelompok pengelola. Bahkan berbagai kelompok ikut campur tangan. Saking ramainya campur tangan ini, pengelola sepak bola internasional pun ikut nimbrung. Alhasil, sepak bola Indonesia disepak keluar lapangan dari pengelola sepak bola internasional. Sepak bola Indonesia ibarat bola yang tak berangin, yang tak layak masuk lapangan sepak bola, yang harus ditendang keluar.

Rakyat tentu tak rugi sebab mereka tidak ikut mengelola sepak bola ini. Rakyat kecil si pelosok sana tetap mencintai sepak bola. Bagi mereka, sepak bola yang bermasalah adalah sepak bola nasional. Sepak bola di kampung mereka tidak bermasalah. Sepak bola di kampung mereka tetap menjadi tontonan yang menyenangkan. Betapa malunya sepak bola nasional melihat sepak bola kampungan ini. Satunya menciptakan suasana gembira, satunya lagi sedih.

Sepak bola kampungan semestinya menjadi contoh bagi sepak bola nasional. Belajar membuat sepak bola menjadi tontonan yang menarik, yang membuat tertawa. Sepak bola memang sejatinya adalah hiburan. Dan karena hiburan sepak bola mestinya membuat orang tertawa. Sepak bola bukan bisnis. Ketika bisnis masuk ranah sepak bola, hancurlah jati dirinya. Bisnis masuk, mafia juga masuk. Italia dengan pengalaman panjangnya mengelola sepak bola menjadi contoh. Beberapa klub sudah tak tahan dengan mafia-bisnis. Bangkrut. Beberapa lagi menunggu waktu. Di mana ada bisnis memang, di situ rawan mafia. Maka, kalau tidak hati-hati bisa-bisa bangkrut.

Rakyat kecil di Indonesia seperti penggemar sepak bola di Italia. Mereka kecewa ketika sepak bola bukan lagi tontonan yang menggembirakan. Banyak yang bergurau, zaman emas sepak bola, sudah berlalu. Kini datang zaman sepak bola mafia. Sepak bola Indonesia juga kiranya demikian. Zaman emas sepak bola Indonesia sudah berlalu. Sepak bola Indonesia kini adalah sepak bola bisnis. Sepak bola mafia.

Maka, kalau mau kembalikan sepak bola pada tontonan yang menggembirakan, kembalikan sepak bola itu pada rakyat. Jangan beri hak mengelola kepada pecinta bisnis. Sebab, kepentingan mereka terselib di dalam nama besarnya dunia sepak bola. Banyak teman saya dari negara sepak bola bertanya, bagaimana mungkin dari lebih dari 250 juta penduduk Indonesia, tidak bisa menghasilkan klub sepak bola yang bermutu?

Saya diam saja mendengarnya. Saya bisa menjawabnya tetapi tidak saya jawab. Saya mengerti maksud pertanyaannya tetapi tidak mau menanggapi. Ah dunia sepak bola Indonesia memang belum bisa memberikan kepuasan kepada pecinta sepak bola Indonesia.

PRM, 2/6/15

foto oleh ECP
Kata mereka Brasil penuh dengan pemain bintang. Entah bintang berapa, yang jelas beberapa dari pemain itu dijuluki demikian. Maksudnya jelas, pemain bintang itu masuk dalam kategori pemain terbaik, terpopuler. Dengan pemain bintang sebuah klub bisa mendapat hadiah memuaskan. 

Beberapa teman pun membuat prediksi. Ada yang menjagokan Brasil karena alasan pemain bintang. Brasil memang negerinya sepak bola. Mereka lebih dari sekadar negeri sepak bola, mereka adalah negeri seni bermain sepak bola. Begitu kementar teman-teman. Brasil juga jadi favorit juara olimpiade. Emas ada di tangan Brasil untuk cabang sepak bola putra. Begitu komentar mereka.

Meksiko sama sekali tidak terlalu dijagokan. Beberapa orang menjagokan tetapi dengan alasan supaya ada suara lain dari arus utama. Mereka menjagokan dengan harap-harap cemas. Mereka juga menjagokan dengan harapan adanya mukjizat. Brasil memang pasti menang apalagi Santos dari Meksiko tidak main, begitu komentar mereka. Tetapi Meksiko bisa juga menang, siapa yang tahu, bisa saja, lanjut komentar mereka.

Dan kini terbukti, yang diragukan itu, yang hanya berharap itu menjadi nyata, Meksiko menang 2-1 melawan Brasil. Brasil yang bertaburan pemain muda berbintang hanya bisa menyesal. Meksiko yang penuh harap untuk menang menjadi pemenang sepak bola putra olimpiade 2012. Sepak bola memang boleh jadi tergantung keberuntungan. Yang tidak diduga jadi nyata. Yang dijagokan malah kalah. Yang difavoritkan malah pukul dahi pertanda menyesal.

Selamat untuk Meksiko. Saya hobi sepak bola tetapi tidak akrab dengan dunia sepak bola. Saya main sepak bola karena mau olahraga. Tidak hafal nama pemain tetapi sedikit tahu negara-negara gudang pemain. Malam ini saya menyaksikan final sepak bola olimpiade ini karena bersama teman-teman. Akhirnya kami menyaksikan Meksiko menang dan Brasil kalah. Selamat berjuang kembali untuk Brasil. Semoga bisa lebih baik lagi.

PA, 11/8/2012
Gordi Afri



Boleh jadi Indonesia gagal dalam pertandingan di Malaysia beberapa hari lagi. Tetapi kita, rakyat Indonesia semestinya tetap optimistis bahwa kita menang.

Lantaran saudari/a kita di negeri Jiran juga mendukung. Kita mungkin tak sempat ke sana-bagi yang kantong kering-tetapi mereka yang di sana menjadi wakil kita. Kita sama-sama mendukung. Dari jauh dan dari dekat saat menyaksikan pertandingan.

Ingin sekali ke sana tetapi tak ada uang. Tak ada kesempatan. Tak ada niat. Tak ada yang menarik. Andai semua ini bisa diperoleh rasa ingin tahu ini akan terobati. Ingin menyaksikan para pemain sepak bola Indonesia berlaga di sana.

Dorongan saja untuk mereka. Semoga dorongan rakyat membangkitkan semangat mereka. Yakinlah bahwa mereka semangat membela merah putih. Yakinlah bahwa mereka merasa didorong oleh seluruh rakyat Indonesia.

Negeri ini suka sepak bola. Tak heran jika penonton selalu membeludak setiap kali ada pertandingan di Stadion kesayangan rakyat, Gelora Bung Karno, Jakarta. Apalagi jika yang bermain itu adalah timnas. Tim yang dipilih dari segenap rakyat Indonesia di seluruh tanah air tercinta ini.

Siap-siaplah menyaksikan pertandingan tim kita nanti. Entah di Malaysia atau di Indonesia melalui layar kaca. Bola Indonesia selalu menjadi favorit untuk diperbicangkan. Lantaran negeri ini selalau sengkarut kalau membahas sepak bola. Ada dualisme, ada kemandekkan sana-sini, ada korupsi, ada politik, dan sebagainya. Lupakan sejenak dan saksikan pertandingan tim kita.

PA, 20/11/12
GA


Tim sepak bola kita hari ini bertolak ke Malaysia. Beberapa hari ke depan menjadi kesempatan untuk bersiap-siap. Sebelum tiba waktunya untuk bertanding, mereka mesti siap. Bahkan sebelum berangkat hari ini, mereka sudah siap sejak beberapa waktu belakangan. Seorang pemain-ketika diwawancara beberapa waktu lalu-mengaku tak tahan lagi untuk bertanding. Semoga keinginannya untuk bertanding sebanding dengan keinginannya untuk berjuang memenangkan pertandingan.

Nasionalisme mereka diuji dalam perhelatan ini. Sejauh mana nasionalisme mereka dibuktikan dalam pertandingan ini nanti. Ada keraguan akan nasionalisme mereka. Apakah mereka kurang atau tidak memiliki jiwa nasionalisme jika kalah? Apakah jiwa nasionalisme mereka diukur dengan pertandingan seperti ini? Bahkan, jauh sebelumnya ada pula yang mempertanyakan nasionalisme pemain. Ada pemain yang dengan lantang mengatakan jangan tanya lagi soal nasionalisme. Maksudnya, dia tentu saja mempunyai nasionalisme sehingga tak perlu diragukan. Ada pemain yang meski mempunyai nasionalisme tetap saja tidak diikutsertakan. Ini bukan salahnya tetapi salah struktur dalam kepengurusan olahraga sepakbola di negeri ini.

Lupakan sejenak polemik soal nasionalisme itu. Dan, jangan menjadikan hasil pertandingan di piala AFF 2012 ini sebagai ajang mengukur tingkat nasionalisme pemain. Nasionalisme dalam sepak bola bukanlah nasionalisme perorangan tetapi nasionalisme tim. Jadi, jangan terlalu memutlakkan penilaian nasionalisme hanya dengan melihat hasil pertandingan.

PA, 21/11/12
GA


FOTO, wartasumedang
PSSI merupakan induk olahraga sepak bola di Indonesia. Di sini ditampung semua ide berkompetisi sepakbola di negeri ini. Begini kira-kira cita-cita awalnya. 

Memang dibutuhkan wadah pemersatu untuk mengatur sepak bola. PSSI adalah wadah itu. Kiprahnya menjadi harapan bersama agar olahraga sepak bola Indonesia semakin baik.
Namun, kini PSSI menjadi luntur kiprahnya. Pengurusnya tampak tak bergigi. Sebab, muncul organisasi tandingan KPSI. Organisasi ini mengamanatkan dirinya menyelamatkan sepak bola Indonesia.

Hadirnya dua wadah ini semakin mengaburkan harapan publik. Mana yang dipercaya PSSI atau KPSI. Yang satu muncul lebih dulu. Yang satu belakangan. Keduanya punya komitmen mengatur sepak bola di Indonesia. Komitmen ini bersifat ngotot. Dampaknya terasa pada klub dan pemain. Ujung-ujungnya sepak bola negeri ini berantakan.

Berkiprah di Benua Asia saja, sepak bola kita tak ada artinya. Apalagi di level dunia. Bahkan dalam negeri pun konflik tak berujung. Kengototan dua wadah ini mengotori sepak bola Indonesia.

Beberapa hari belakangan menteri yang mengurus olahraga mundur. Entah seperti apa wajah olahraga sepak bola ke depannya. Menteri yang nota bene di atas induk olahraga sepak bola saja sudah mundur. Mau dibawa ke mana sepak bola ini?

PSSI kini diisukan dibekukan saja. Inilah yang diramalkan pengamat sepak bola jika konflik dua organisasi tak berakhir. PSSI sebagai lembaga yang diakui kiprahnya di dunia luar Indonesia menjadi sasaran cercaan massa.

Namun KPSI sebagai tandingannya juga tentu kena dampak. Jika PSSI dibekukan boleh jadi KPSI juga tak ada kiprahnya. Yang diakui sah oleh negara adalah PSSI. KPSI hanya bentukan belakangan yang diprakarsai sekelompok orang.

Akankah PSSI benar-benar dibekukan? Boleh jadi demikian. Jika dibekukan, mau bilang apa lagi. FIFA sebagai induk sepak bola dunia tidak mau menggubris anak organisasinya yang tidak becus. Indonesia sebagai pemilik PSSI mesti menerima keputusan itu.

Boleh jadi dengan pembekuan itu, Indonesia siap berbenah. Mulai dari awal. Mestinya juga mulai dengan orang-orang baru yang belum tercemar kotoran PSSI. Sebab, jika orang lama boleh jadi kotoran itu masih mengotori wadah organisasi baru.

Ibarat belajar, tidak ada kata terlambat untuk membenah organisasi sepak bola Indonesia. Dengan itu, sepak bola kembali kepada hakikatnya sebagai ajang olahraga dan ajang persatuan nasional.


PA, 9/12/12
GA


Dunia sepakbola merupakan satu di antara cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Pertandingan sepakbola di negara mana pun pasti tak sepi pengunjung. Lantas, ada yang berkomentar, sepak bola tanpa penonton adalah hambar.

Memang penonton yang mendukung timnya adalah aset olahraga. Dari mereka, olahraga bisa berjalan. Mereka bisa disebut sebagai pemain cadangan kelas dua. Mereka menyumbang klub sepakbola, menyumbang penyelanggara pertandingan, dan sebagainya.

Penonton setia adalah pendukung setia sebuah klub. Masing-masing klub punya pendukung. Dan, masing-masing kelompok membentuk tim pendukung. Maka, pendukung tak jarang bertindak anarkistis demi membesarkan dukungannya.

Saya tertarik soal isu pendukung. Mendukung berarti memberi semangat, dukungan. Penonton yang berteriak di sekitar lapangan adalah juga pendukung. Pendukung bersuara. Dan ada juga pendukung tak bersuara. Tetapi namanya pendukung ya pasti bersuara. Bagaimana mendukung dalam diam?

Ya bisa saja orang bisu mendukung klub tertentu. Tampak dia mendukung dalam diam, tetapi sesungguhnya dia mendukung dalm aksi. Dia bisa saja membeli tiket pertandingan klub pendukungnya, mencetak poster nama klub dukungannya, dan sebagainya. Banyak cara untuk mendukung. Tetapi sesungguhnya apa hakikat pendukung klub sepakbola?

Sikap teman saya selalu menjadi ajang ejekan dalam tontonan sepak bola. Pada awal menonton, dia tidak menyatakan dukung klub mana. Pada akhir, dia dengan suara lantang mendukung tim yang kalah. Menurutnya, tim kalah harus didukung. Untuk apa dukung tim yang menang?

Tim kalahlah yang harus didukung agar tim ini bisa menang. Kemenangan memang boleh jadi sebuah keberuntungan. Tetapi memberi dukungan adalah hal lain yang juga perlu.

Saya juga setuju dengan ide teman saya ini. Saya mendukung tim yang kalah agar bisa menang. Semalam, saya mendukung timnas Indonesia meski kalah. Dan, seorang teman pembaca tidak bisa mengerti mengapa saya mendukung tim yang kalah. Dia memang tidak mau tahu dengan alasan saya. Dia juga tampaknya berpaku pada aturan main yang umum, dukung yang menang, abaikan yang kalah.

Saya mendukung tim yang kalah agar menang. Tampak aneh dan memang aneh untuk pembaca umumnya. Mengubah logika berpikir mendukung yang menang ke mendukung yang kalah memang sulit. Sebab, logika lama sudah tertanam kuat. Saya semula tidak memahami ide teman saya. Tetapi lama-lama saya setuju dengan ide itu. Saya mesti mendukung yang kalah supaya menang. Apakah dukungan saya itu bisa membuat tim menang?

Itu soal lain. Saya hanya mau mendukung. Soal menang atau tidak tergantung banyak pihak. Klub, pemain, wasit, dan sebagainya. Tetapi saya punya misi yang jelas. Mendukung supaya menang.

PA, 9/6/13
Gordi




Pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Belanda sudah usai. Timnas Indonesia kalah dengan skor 0-3. Nilai yang menunjukkan Timnas Belanda memang berkualitas. Dari nilai ini kita tahu Timnas kita tidak seberapa dibanding Timnas Belanda. Memang kualitas kedua tim amat jauh. Belanda dengan beberapa pemainnya yang bermain di klub besar Eropa tentu lebih berbobot ketimbang pemain di Timnas kita. Kita mesti mengakui kita jauh dari Belanda. Tetapi kita mestinya tetap optimistis dengan permainan Timnas kita.

Mereka bermain dengan semangat baru. Beda dengan timnas bentukan sebelumnya yang bermain melawan tim asing. Tim kali ini cukup solid dan pertahannya tangguh. Babak pertama tadi pertahannya terbukti. Kita tidak kejebolan. Hanya di babak kedua tim kita lemah. Komentar dari TV juga menunjukkan titik lemah tim kita. Menurut komentar itu, tim kita mulai tampak menurun stamina pada menit ke 60. Kalau boleh dinilai tim kita kali ini bermain dengan semangat bambu runcing.

Bambu runcing mengingatkan kita akan para pejuang. Mereka yang berjuang mati-matian melawan Belanda yang berperang dengan senjata mesin. Pejuang kita tidak mau kalah. Bambu runcing yang saat itu cukup ampuh terbukti memukul pertahanan pejuang Belanda. Pejuang kita tangguh meski akhirnya kita kalah juga. Kita memang tidak seberapa di hadapan pejuang Belanda. Bambu runcing pun akan terbakar berhadapan dengan senjata mesin para pejuang Belanda.

Pertandingan tadi menunjukkan semangat tim kita. Mereka terus berjuang. Perjaungan mereka membuktikan bahwa timnas kita diisi oleh pemain berbobot. Kita berterima kasih kepada Jackson Tiago yang memilih pemain berkelas untuk membentuk tim kali ini. Mereka bermain dengan usaha keras. kita bisa melihat buktinya. Kita patut berbangga meski akhirnya, seperti pejuang kita dulu, tim kita kalah. Kekalahan ini memang tidak bisa dibantah. Tetapi kita bangga meski kalah. Kita bangga karena tim kita tampak berjuang. Kekalahan itu bukan hal yang ditangisi. Kekalahan itu wajar apalagi tim kita berhadapan dengan tim berbobot.

Setajam apa pun bambu runcing, pasti dia akan terbakar kalau dibakar api. Bambu yang kita gunakan memang bisa menembus perut manusia saat berperang. Tetapi, bambu yang basah itu tetap bisa terbakar dan tak berdaya jika kena api senjata mesin. Bambu runcing ini kiranya kita lihat dalam perjuangan timnas kita tadi. Mereka berjuang keras meski akhirnya takluk di hadapan timnas Belanda. Kita kalah tetapi kita mesi bangga. Pemain-pemain kita sudah berjaung dan tampak solid.

PA, 7/6/13
Gordi


Informasi tentang dunia sepak bola bagi penggemar seak bola selalu menjadi menu harian. Nama pemain, jadwal tanding, nama pelatih, pemain yang dijual/beli, pemain yang cedera, klub terkaya, dan berbagai info lainnya. Informasi tersebut memang layak diketahui.

Saya penggemar dunia sepak bola. Meski bukan pemain nasional, pemain klub lokal, dan sebagainya. Saya suka sepak bola. Kebetulan pernah dan sering bertanding bersama teman-teman. Di sekolah menengah, juga di kampus saat kuliah. Bahkan pernah mencetak gol, memberi umpan (assit), dan sebagai penjaga lini belakang.

Saya juga gemar membaca dunia sepak bola. Saya lantas sering membuka BOLA. Hanya saja yang saya baca tuntas adalah bagian kolom, analisis wartawan BOLA, dan analisis tokoh tertentu. Berita lainnya saya baca judulnya saja.

Selain dunia sepak bola, saya juga gemar bulu tangkis. Untuk bidang ini, saya juga kupas tuntas informasinya du BOLA. Banyak pemain nasional yang saya lirik informasinya. Dunia ini mengingatkan saya pada masa kecil.

Saya baru saja membaca semua informasi ini. Saya puas tentunya. Tidak semua informasi saya cerna, tetapi informasi terkait yang saya butuhkan mesti saya baca. Koran BOLA memuas dahaga baca saya.

Di sinilah letak unggulnya koran manual ketimbang koran online. Berita online memang selalu ada setiap waktu. Hanya saja analisisnya kurang dalam. Juga, mesti ada internet untuk mengunggahnya. Beda dengan koran manual yang bisa dibaca sambil duduk-duduk di bawah pohon.

Saya bukan penggemar fanatik dalam dunia olahraga tetapi saya suka baca informasi olahraga. Bahkan, kalau ditanya, saya dukung klub mana, jujur, saya dukung klub yang kalah. Saya dukung supaya mereka menang. Untuk apa dukung klub yang sukses dan menang. Mendukung berarti memberi semangat untuk klub yang kalah. Ini ocehan malam.

Salam olahraga untuk penggemar dan penggemar fanatik dunia sepak bola.

PA, 27/4/13
Gordi



Pertandingan Indonesia melawan Malaysia paling ditunggu publik baik di Indonesia maupun di Malaysia. Ini pertandingan paling seru. Teriakan penonton paling keras. Kerasnya bukan karena saling benci tetapi adu dukung. Beginilah Indonesia dan Malaysia.

Indonesia punya peluang. Tinggal bertahan imbang saja. Sudah lolos semi final. Tetapi untuk bertahan imbang, butuh kerja keras. Kerja keras ini juga yang ditunggu publik Indonesia. Apa daya kerja keras ini tidak membawa kemenangan. Bukan berarti timnas kia tidak berjuang. Mereka sudah berjuang. Hanya saja belum beruntung sehingga kalah.

Harapan publik pupus. Tidak ada lagi harapan untuk menang. Indonesia harus menerima kekalahan. Tak jadi maju ke semi final.

Malaysia tentu senang. Mereka berjuang untuk menang. Dan itu nyata. Tak ada kata gagal untuk mereka. Indonesia mesti mengakui bahwa tim Malaysia memang kuat. Indonesia juga kuat. Hanya saja di bawah Malaysia.

Mental tim Malaysia patut diacungi jempol. Bermula dari kekalahan akhirnya amsuk semi final. Piala AFF 2012. Mental tim kita sebenarnya juga bagus. Dari kekalahan sementara menajdi imbang dengan Laos. Juga, tak takut menghadapi Singapura yang menggetarkan Malaysia pada beberapa hari sebelumnya.

Tetapi, Indonesia mesti banyak berlatih lagi. Terima kasih untuk timnas dan kelompoknya. Mulai dari pelatih, asisten pelatih, dan kru lainnya. Apa pun yang kalian berikan itu menjadi kebanggaan kami rakyat Indonesia.

PA, 2/12/12
GA


Powered by Blogger.