Halloween party ideas 2015

gambar dari google

Bulan Oktober sangat istimewa dalam kalender Liturgi orang Katolik. Mengapa demikian? Bulan Oktober dikenal sebagai bulan rosario. Bulan di mana orang Katolik mengadakan doa rosario setiap malam. Coba bandingkan dengan bulan Mei yang dikenal sebagai bulan Maria. Pada saat itu juga orang Katolik berdoa rosario. Hanya saja konteksnya berbeda.

Doa rosario menjadi tradisi dalam Gereja Katoilik. Doa ini mulai dikenal pada abad 12 dan berkembang pada abad 15. Adalah Santo dominikus yang berjasa mengembangkan doa ini melalui khotbahnya. Dominikus hidup pada abad 13 (1221).

Ada pula kisah yang menceritakan bahwa doa ini bermula dari pengucapan 50 kali Salam Maria. Pada waktu itu di sebuah biara, ada anggota biara yang tidak mahir membaca Kitab Mazmur dalam bahasa Latin. Pada saat doa mereka mendaraskan doa Salam Maria.

Demikian cerita yang beredar. Entah itu sungguhan atau ada yang dipoles oleh sejarawan, tidak menjadi soal bagi kita. Kita hanya menjalankan tradisi yang menjadi sebuah kekayaan. Lebih dari menjalankan—yang bisa juga jatuh dalam rutinitas—doa ini sangat berguna bagi umat Katolik. Doa ini praktis dibuat. Bisa dilakukan di mana saja. Di jalan, di bis, pesawat, kapal laut, ruangan kelas, dan sebagainya.

Umat Katolik boleh bersyukur atas tradisi ini. di bulan Oktober ini kita diajak untuk kembali menyediakan waktu setiap hari untuk berkumpul dan mendaraskan doa Salam Maria. Di beberapa daerah umat Katolik berkumpul pada malam hari. Mereka mengadakan doa rosario bersama.

Ini juga yang saya alami waktu kecil dulu. Kini, saya dan teman-teman di komunitas mengadakan doa rosario sebanyak 3 kali dalam seminggu. Bukan berarti kami malas. Kami mempunyai doa lain pada malam-malam yang lain. Tetapi kami memberi porsi yang besar untuk berdoa rosario pada bulan ini dibandingkan pada bulan lainnya. Biasanya kami berdoa rosario bersama minimal 2 kali seminggu.

Doa rosario bisa dibuat secara pribadi. Maka, tak ada salahnya kita menjadikan doa ini sebagai salah satu doa yang melekat dalam diri kita. Dengan doa ini kita merenungkan peristiwa, lahir, hidup, karya, wafat, dan bangkitnya Tuhan kita Yesus Kristus. Saya secara pribadi mendaraskan doa ini kapan saja.

PA, 14/10/2012
Gordi Afri



Post a Comment

Powered by Blogger.