Halloween party ideas 2015


Beberapa waktu lalu, saya dan seorang teman pergi ke ITC untuk memperbaiki mp3nya teman saya. Mp3 adalah salah satu jenis alat untuk memutar musik dan video. Di dalamnya ada memori untuk menyimpan lagu dan video sekaligus bisa memutar lagu-lagu dan video tersebut. Selain itu, alat ini bisa juga memotret gambar, menyimpan file berupa tulisan elektronik, dan beberapa fungsinya. Tergantung jenis atau tipenya. Ada yang lengkap ada pula yang hanya bisa memutar musik dan video saja. 

Sedikit tentang asal-usul mp3. Mp3 memiliki nama lain yakni MPEG layar 3. MPEG  merupakan singkatan dari Moving Pictures Experts Group yakni sebuah organisasi yang mengembangkan standar untuk kode program audio dan video. Sebuah file mp3 mempunyai bit rates mulai dari yang rendah yaitu 32kbits/detik hingga 320kbits/detik. Format file MP3 merupakan yang paling terkenal di kalangan umum karena ukuran filenya kecil tetapi kualitas suaranya baik. (Sumber  http://www.tasikisme.com )

Setelah naik ke lantai 5, kami mencari tempat untuk memperbaiki alat ini. Di kiri-kanan lorong ada banyak penjual alat elektronik. Didominasi oleh penjual hp. Jangan heran kalau di kaca-kaca terpampang hp baru dan bekas dengan segala merek. Ada juga perabot-perabotnya. Ada beberapa penjual yang sekaligus bisa memperbaiki hp dan beberapa alat elektronik lainnya. Ada yang menerima penjualan hp. Kalau pelanggan mempunyai hp rusak dan bermaksud menjualnya, datanglah ke sini, pelanggan bisa menjualnya.

Ada banyak penjual yang bisa memperbaiki hp bekas. Di stand mereka ada tulsian “Terima repasrasi hp bekas dan baru”. Namun, tak satu pun yang menulis terima repasrasi alat elektronik seperti mp3, mp4, atau mp5. Wah..jangan-jangan tidak ada di sini. Saya meyakinkan teamn saya yang mulai cemas. Dia memang sudah mencari di 2 pusat elektronik sebelumnya namun tidak ada yang bisa memperbaikinya. Saya memberanikan diri bertanya kepada seorang bapak. Alhamdulilah ternyata dia bisa mencoba memperbaikinya.

Dia mempersilakan kami duduk dan meminta mp3 yang mau diperbaiki. Dia coba melihat-lihat sebelum memperbaikinya. Tanda-tanda bisa memperbaikinya mulai muncul ketika dia berkomentar, “Ini mirip dengan punya saya di rumah. Hanya saja ini ada layarnya.” Lalu dia mengambil 2 gelas aqua, mempersilakan kami minum. Wah….baik sekali bapak ini, “Terima kasih pak…”

Dia membuka mp3 itu dan menemukan kerusakannya. Baterainya sudah drop. Tidak bisa menyimpan daya lagi. Pantas saja ketika dicas, seolah-olah arus tidak masuk sehingga tidak penuh dayanya. Tanpa daya, mp3 ini tidak bisa memutar lagu. Dia menawarkan mengganti baterainya. Ternyata baterainya menggunakan batrei hp merek Cina. Dia mengambil baterai hp lalu mencocokannya. Ukurannya sama. Dia memoles dengan sedikit perekat dari timah sehingga bisa dipasangkan di mp3 itu. Selesailah pekerjaannya. Mp3 itu bagus lagi. Teman saya….tersenyum melihat mp3 kesayangannya bisa digunakan kembali.

Setelahnya, ada tawar-menawar mengenai harganya. Setelah disepakati harga turun sedikit menjadi Rp. 60.000,00. Katanya, ini harga pelaris. “Nggak apa-apalah untuk kalian, buat pelaris saja,” komentar bapak itu. Harga pelaris maksudnya harga yang diberikan supaya pelanggan tertarik untuk datang ke tempatnya dan kalau harga cocok bisa membeli jualannya. Konon, istilah harga pelaris tenar di antara para penjual. Beberapa kali saja ditawari harga pelaris di beberapa toko elektronik.

Saya bertanya-tanya benarkah harga pelaris yang diberikan kepada pelanggan baru itu lebih rendah ketimbang harga normal sebuah barang? Bukankah dia rugi kalau setiap pelanggan baru diberikan harga pelaris yang besarnya di bawah harga normal? Di mana-mana pedagang itu tidak mau rugi, kecuali kalau dirugikan. Pedagang selalu mencari keuntungan. Kalau tidak, dagangannya tidak berkembang.

Saya menduga harga pelaris ini hanya istilah saja. Besarnya sudah diperhitungkan sehingga dia tidak rugi. Kalau pun dia berdalih harga pelaris ini diberikan dengan jumlah kecil. Harga pelaris buat pelanggan baru tentu saja menarik. Bayangkan saja kalau banyak pelannggan datang ke tempatnya dan selalu mengimpikan harga pelaris itu, boleh jadi barang-barangnya cepat terjual. Harga pelaris dimaksudkan supaya tempat jualan itu terkenal sehingga jaringan pelanggannya luas. Semakin banyak pelanggan mengenal tempat itu semakin banyak daya tarik tempat itu. Inilah salah satu cara menarik pelanggan. Bisnis-dagang berkembang karena pemberian harga pelaris ini.

Setelah semuanya beres, kami kembali ke rumah. Teman saya merasa puas dengan kualitas mp3-nya. Alat itu bisa berfungsi normal kembali. Pelanggan puas….penjual juga puas….

CPR, 27/1/2012
Gordi Afri


Foto-foto dokumen pribadi
Akhir-akhir ini gerakan menghijaukan lingkungan gencar digemakan. Salah satunya adalah menamam pohon. Bagi orang kota yang lahan kosongnya sedikit dianjurkan menanam bunga entah di pot atau di taman. Bagi orang desa yang lahannya masih luas dianjurkan menanam pohon. Kenyataannya memang banyak warga desa menanam pohon di lahan mereka atau juga menghijaukan kembali hutan-hutan di dekat mereka. Sayangnya, masih ada juga pihak yang merusak hijaunya hutan itu. Ada perusahaan tambang yang merusak berhektar-hektar pohon. Ada juga perusahaan kertas yang menebang pohon sebanyak mungkin. Ada juga perusahaan yang khusus mengambil kayu di hutan untuk komoditas perdagangan. Tidak sedikit dari mereka yang enggan menanam kembali pohon yang sudah diambil.



Dalam perjalanan awal tahun ini, saya mendapati dua buah kampanye berupa ajakan untuk menanam pohon. Kampanye itu tertera di spanduk besar di jalan tol Jagorawi. Ada dua spanduk yang saya lihat, bunyinya demikian, AYO TANAM POHON! BANYAK POHON, UDARA SEGAR. Satunya lagi seperti ini, MARILAH TANAM POHON UNTUK MENYELAMATKAN LINGKUNGAN. Tidak banyak, hanya dua spanduk. Jauh berbeda dengan jumlah kampanye tokoh partai politik. Namun, kalau dua spanduk ini ‘berbicara lantang’, akan ada perubahan besar dalam lingkungan kita. Bayangkan kalau semua pengguna jalan tol memerhatikan tulisan ini lalu mempraktikkannya. Saya yakin lingkungan kita akan hijau kembali.



Bunyi iklan pertama mengandung pesan yang cukup bagus. Banyak pohon, udara segar. Memang di tol udara segar itu mudah didapat. Lihat saja di kiri-kanan jalan tol, tumbuh banyak pohon yang dipelihara dengan baik dan teratur. Sayangnya tidak banyak orang yang mau menikmati segarnya udara di sini. Lihat saja kaca mobil yang tertutup ketika melewati jalan tol. Ada argumen, kalau kaca dibuka suasana dalam mobil jadi tidak enak. Angin kencang yang masuk membuat penumpang bisa masuk angin. Ini tentu saja benar dan amat logis. Dengan melaju kencang di tol, memudahkan kita cepat sampai tujuan. Namun, kita tidak bisa menghirup udara segar di tol. Meski demikian, keberadaan pohon-pohon itu tetap menciptakan pemandangan hijau nan indah di sekitar jalan tol.



Bunyi iklan kedua—menurut hemat saya—mengaitkan peran pohon dalam lingkungan. Pohon erat kaitanya dengan keadaan lingkungan. Hampir pasti pohon memainkan peran terbesar dalam lingkungan. Makhluk hidup lainnya sangat tergantung pada pohon. Meskipun diakui pula bahwa relasi antar-makhluk dalam sebuah lingkungan menjamin keseimbangan alam dalam lingkungan itu. Itulah sebabnya, ajakan menanam pohon dikaitkan dengan situasi lingkungan kita. Apa jadinya kalau lingkungan alam kita tidak ditumbuhio pohon lagi? Boleh jadi bukan hanya lingkungan yang rusak, penghuni lainnya seperti manusia dan binatang akan rusak.



Dua spanduk ini kiranya mengajak kitasemua untuk peduli pada isu lingkungan. Sekecil apa pun sumbangan kita amat berharga bagi keseimbangan lingkungan. Mari menanam pohon. Banyak pohon, hidup kita akan sehat.


CPR, 24/1/2011


Gordi Afri


SUmber gambar sini




Mantan Presiden Republik Indonesia Gusdur terkenal dengan lawak atau guyonannya. Pemilik nama lengkap Abdurahman Wahid ini pandai menciptakan lawak. Teman-teman pasti ingat Gusdur dengan guyonannya, Gitu aja kok repot. Ungkapan sederhana yang mengandung pesan berharga.

Sejauh yang saya ketahui dan saya lihat, Gusdur tidak pernah merumitkan sebuah masalah. Dia tidak repot termasuk ketika menurunkan menteri yang adalah pembantunya dari jabatannya. Dia juga tidak bertele-tele jika membantu warga minoritas yang bermasalah. Tingkahnya ini cocok dengan guyonan terkenalnya, Gitu aja kok repot.

Dengan guyonan sederhana inilah Gusdur menjalin relasi dengan banyak orang. Bukan hanya tokoh penting sekelas almarhum Romo Mangun atau petinnggi agama lainnya, dia juga bergaul dengan rakyat biasa. Lagi-lagi dalam pertemuan dengan warga dia tetap menampilkan ciri khasnya, membuat lelucon.

Lelucon yang membuat pendengarnya tertawa dan saling akrab. Nada hiburan amat ditampilkan dari leluconnya. Di mana-mana memang pelawak itu pasti menghibur. Namun, menjadi luar biasa ketika orang besar sekelas presiden membuat lelucon.

Lelucon tidak saja membuat orang tertawa tetapi juga mendidik orang. Ada guyonan Gusdur yang intinya mengajak orang untuk menjalin relasi dengan agama lain. Guyonan tentang seorang pastor dan haji misalnya. Di situ tersirat pesan kalau pastor itu tidak mempunyai istri. Jadi, Gusdur mau memperkenalkan kehidupan seorang pastor Katolik kepada pendengarnya. Tidak tanggung-tanggung dalam guyonan ini, Gusdur memakai tokoh agaman dari dua agama, Islam dan Katolik.

Hidup ini tidak perlu terlalu serius. Meskipun rakyat Indonesia masih huru-hara berjuang mencari sesuap nasi, alangkah baiknya sesekali bercanda, berlelucon ria, bersama keluarga dan sahabat atau pun teman-teman Anda. Ini tentu saja tidak mudah. Ada orang yang cenderung serius sehingga tidak mudah ketika berhadapan dengan lelucon semacam ini. Memang untuk bisa berlelucon ria, kita mesti menempatkan diri dalam waktu dan tempat yang tepat.

Sesekalilah dalam keluarga Anda diciptakan guyonan yang membuat anggota keluarga terhibur. Asal saja semuanya sudah berkumpul bersama. Tak perlu berlama-lama mengingat semua memiliki kesibukan. Tertawa itu menambah umur, kata para psikolog. Apakah ini benar atau tidak, yang jelas kalau tertawa dahi kita menjadi bersinar. Beda dengan dahi para pengambil kebijakan yang cenderung serius dan menampakkan kekerutan. Boleh jadi ramalan psikolog ini benar. Dahi kerut pertanda tua, dahi bersinar pertanda muda.

Ramalan ini mungkin tidak relevan ketika diterapkan dalam diri Gusdur. Dia mati cepat. Padahal dia pelawak. Bukan pelawak komersial yang mau mencari uang dari jasa lawaknya. Dia pelawak yang mau menyatukan masyarakat dalam suasana penghiburan. Ini persoalan lain. Saya tidak tahu, mengapa Gusdur cepat-cepat meninggalkan kita. Mungkin Tuhan menghendaki demikian. Untuk hal yang satu ini, kita manusia hanya bisa meramal, Yang Kuasalah yang menentukan. Boleh jadi Gusdur memiliki penyakit fisik yang membuatnya tidak bisa berlama-lama tinggal dengan kita.

Gusdur boleh pergi namun ia sudah meninggalkan warisan berharga. Dia memberi ruang untuk warga minoritas yang belum bisa mengekspresikan identitasnya. Mungkin Gusdur yang memprakarsai pengakuan agama Konghucu di Indonesia. Ini hanya satu contoh bahwa Gusdur merangkul semua orang, bukan hanya orang besar saja. Dalam sebuah kesempatan, Gusdur ‘menegur‘ seorang pejabat yang memanggilnya Bapak Presiden. “Panggil saja Gusdur,” katanya. Ini hanya sekadar contoh bagaimana Gusdur ingin dekat dengan warga mana saja. Tentu dalam forum resmi sebutan Bapak Presiden memainkan peran. Namun mungkin yang mau ditekankan Gusdur adalah jangan terlalu kaku dengan  wibawa jabatan.

Ngomong-ngomong kapan sih presiden tidak berwibawa? Seingat saya kemana-mana presiden tetap berwibawa. Ia menjadi bapak keluarga misalnya, ia tetap berwibawa sebagai bapak keluarga. Anak-anaknya tetap memanggil bapak atau mungkin tetap dengan sebutan Bapak Presiden. Kalau demikian, mengapa Gusdur menyuruh pejabat itu memanggilnya dengan sebutan Gusdur saja? Boleh jadi Gusdur mau dekat dengan warganya. Kita, bangsa Timur memang menekankan tradisi sopan santun yang disegani oleh bangsa-bangsa Barat. Kadang-kadang kesopanan ini membuat orang kaku. Boleh jadi inilah yang mau didobrak Gusdur.

Saya tidak tahu banyak tentang Gusdur. Namanya tenar di telinga saya ketika dia menjadi presiden. Waktu itu saya masih SMA. Sekarang, saya mulai membaca riwayat hidup dan rekam jejak beliau sehingga sedikit mengenalnya. Terima kasih presidenku.

CPR, 10/1/2012
Gordi Afri
Powered by Blogger.