Halloween party ideas 2015

Saya membuka facebook pagi ini. Berharap ada inspirasi untuk membuat tulisan. Ternyata benar saja. Ada inspirasi.

Teman saya menulis status tentang diwisudanya dua pendidik (Opa Nadus P dan Oma Ros) kami dulu waktu SD.
Saya membaca status lalu langsung terbayang wajah kedua pendidikku itu. Saya mengingat mereka. Mereka dulu berjuang mendidik saya. Sekarang saya jadi seperti ini. Campur tangan mereka turut memengaruhi kehidupan saya sekarang.

Sekarang saya juga menjadi pendidik. Seperti mereka. Hanya saja beda muridnya. Dulu saya jadi murid mereka. Murid sekolah di kampung. Sekarang saya mendidik di kota. Tetapi murid saya juga berasal dari kampung dan kota.

Berita itu menggembirakan saya. Katanya, kedua pendidik kami itu diwisuda. Memang mereka dulu bukanlah tamatan sarjana. Mereka ‘sarjana’ dalam hal mendidik. Bukan dalam pangkat atau jabatan pendidikan. Kalau sekarang mereka diwisuda itu karena memenuhi persyratan sebagai pendidik saja.
Mereka memang tamatan sekolah dulu. Sistem pendidikannya beda dengan para pendidik sekarang.
Betapa pun demikain saya gembira mendapat kabar itu. Buka facebook hari ini bukans aja dapat isnpirasi tetapi juga dapat kabar gembira. Facebook ternyata kalau digunakan dengan baik bisa menggembirakan para sahabat yang menggunakannya. Terima kasih untuk kedua pendidikku. Terima kasih untuk sahabatku sebagai pewarta.

Saya menunggu kabar dari sahabat lainnya. Juga menunggu diwisudanya para pendidikku yang lain. Jasa kalian besar bagi pembangunan negeri ini.

PA, 9/11/12
GA

foto iccireland.ie
Cuti panjang. Atau juga liburan panjang. Atau juga cuti bersama yang panjang. Lebih kurang 2-3 hari. Bulan November ini ada cuti panjang. Dari Kamis sampai Minggu. Empat hari yang terdiri atas 3 hari kerja efektif dan 1 hari istirahat akhir pekan. 

Hari Kamis, 15 November merupakan hari raya Tahun Baru Hijriyah. Masyarakat Indonesia merayakan hari tersebut sehingga semua aktivitas diliburkan. Sekolah, kantor, dan perusahaan. Yang menariknya liburan itu bukan hanya pada hari raya saja. Tetapi, 2 hari setelahnya juga dibabat jadi hari libur. Inilah wajah Indonesia.

Tentu ini tidak ada dalam perencanaan rutin atau perencanaan tahunan. Yang tertera dalam kalender hanya hari Kamis saja. Lalu, 2 hari berikutnya dibuat mendadak.
Mendadak karena bisa diputuskan tanpa pikir panjang. Seolah-olah sudah direncanakan. Kalau memang mau seperti itu mengapa dalam kalender nasional tidak dicantumkan saja cuti panjang itu? Atau biar kelihatan bangsa ini rajin bekerja sehingga hari Kamis saja yang libur dan hari Jumat tetap masuk kerja?

Bangsa ini suka mempersingkat segala hal. Tetapi anehnya untuk urusan tertentu suka bertele-tele. Bangsa ini mempersingkat massa produktif. Tentu sebagian besar masyarakat suka libur. Dan karena kebanyakan libur pekerjaan pun tertunda. Tertunda bukan karena tidak sesuai target. Tetapi karena targetnya terganggu. Salah satu pengganggunya adalah kebijakan cuti bersama seperti ini.

Sehari memang boleh jadi tidak berarti tetapi jika digunakan untuk bekerja waktu sehari amat berguna. Tetapi boleh jadi bangsa ini tidak suka bekerja keras. Senangnya bepergian.

Cuti panjang menjadi salah satu kesempatan bepergian. Beberapa sahabat kesulitan mendapat tiket ke kota Yogyakarta dan Denpasar karena semuanya sudah terisi. Di kereta juga pesawat. Belum tahu tiket bis. Boleh jadi sama. Ini gara-gara cuti panjang.

Bangsa ini mau dibawa ke mana? Ke massa cuti panjang atau ke pekerja keras? Jawaban ada pada masyarakat. Yang jelas masyarakat juga setuju atau dipaksa untuk setuju. Dipaksa untuk tunduk pada kebijakan pemangku jabatan yang menentukan cuti dan tidaknya.masyarakat boleh jadi mau cuti panjang tetapi malu-malu untuk mengakui itu secara umum. Kalau mau mengakui itu mengapa tidak dicantumkan saja di kalender nasional?

PA,17/11/12
GA

Kompasiana identik dengan penulis. Masuk kompasiana sering diidentikkan dengan masuk dalam dunia tulis menulis. Masuk kompasiana sering dilihat sebagai terjun menjadi penulis. Memang demikian adanya. Kadang-kadang pendapat seperti ini benar adanya. Tetapi tetap saja tidak mutlak. 

Masuk kompasiana tidak mesti harus menjadi penulis. Masuk kompasiana bisa juga menjadi pembaca setia. Ada kompasioner yang hanya membaca saja tanpa menulis. Ada juga yang sesekali menulis dan banyak kali membaca. ada juga yang jarang menulis tetapi sering berkomentar.

Semua kategori ini masuk dalam dunia kompasiana. Ada pula yang mengeluh kalau tidak bisa menulis setiap hari. Padahal sudah banyak tips bagaimana menulis setiap hari. Saya pernah mencoba dan berhasil menulis setiap hari selama sebulan. Setelah itu, saya merasa masih ada yang belum pas. Saya kurang puas.

Ini terjadi karena saya menulis seperti mengejar target. Menulis bukan lagi menjadi pembawa berita atau pesan. Menulis menjadi sebuah aktivitas yang dipaksa. Padahal menulis karena senang menulis lebih bagus daripada menulis karena mengejar target.
Maka, saya sekarang tidak takut lagi membuka kompasiana setiap hari walau tak menulis. Saya datang untuk membaca tulisan teman-teman. Inilah salah satu aktivitas menyenangkan. Sungguh, saya menikmati suasana ini. Membaca tulisan teman.
Akhirnya, tetap ngompasiana walau tak menulis.

PA, 19/11/12
GA



Boleh jadi Indonesia gagal dalam pertandingan di Malaysia beberapa hari lagi. Tetapi kita, rakyat Indonesia semestinya tetap optimistis bahwa kita menang.

Lantaran saudari/a kita di negeri Jiran juga mendukung. Kita mungkin tak sempat ke sana-bagi yang kantong kering-tetapi mereka yang di sana menjadi wakil kita. Kita sama-sama mendukung. Dari jauh dan dari dekat saat menyaksikan pertandingan.

Ingin sekali ke sana tetapi tak ada uang. Tak ada kesempatan. Tak ada niat. Tak ada yang menarik. Andai semua ini bisa diperoleh rasa ingin tahu ini akan terobati. Ingin menyaksikan para pemain sepak bola Indonesia berlaga di sana.

Dorongan saja untuk mereka. Semoga dorongan rakyat membangkitkan semangat mereka. Yakinlah bahwa mereka semangat membela merah putih. Yakinlah bahwa mereka merasa didorong oleh seluruh rakyat Indonesia.

Negeri ini suka sepak bola. Tak heran jika penonton selalu membeludak setiap kali ada pertandingan di Stadion kesayangan rakyat, Gelora Bung Karno, Jakarta. Apalagi jika yang bermain itu adalah timnas. Tim yang dipilih dari segenap rakyat Indonesia di seluruh tanah air tercinta ini.

Siap-siaplah menyaksikan pertandingan tim kita nanti. Entah di Malaysia atau di Indonesia melalui layar kaca. Bola Indonesia selalu menjadi favorit untuk diperbicangkan. Lantaran negeri ini selalau sengkarut kalau membahas sepak bola. Ada dualisme, ada kemandekkan sana-sini, ada korupsi, ada politik, dan sebagainya. Lupakan sejenak dan saksikan pertandingan tim kita.

PA, 20/11/12
GA


Tim sepak bola kita hari ini bertolak ke Malaysia. Beberapa hari ke depan menjadi kesempatan untuk bersiap-siap. Sebelum tiba waktunya untuk bertanding, mereka mesti siap. Bahkan sebelum berangkat hari ini, mereka sudah siap sejak beberapa waktu belakangan. Seorang pemain-ketika diwawancara beberapa waktu lalu-mengaku tak tahan lagi untuk bertanding. Semoga keinginannya untuk bertanding sebanding dengan keinginannya untuk berjuang memenangkan pertandingan.

Nasionalisme mereka diuji dalam perhelatan ini. Sejauh mana nasionalisme mereka dibuktikan dalam pertandingan ini nanti. Ada keraguan akan nasionalisme mereka. Apakah mereka kurang atau tidak memiliki jiwa nasionalisme jika kalah? Apakah jiwa nasionalisme mereka diukur dengan pertandingan seperti ini? Bahkan, jauh sebelumnya ada pula yang mempertanyakan nasionalisme pemain. Ada pemain yang dengan lantang mengatakan jangan tanya lagi soal nasionalisme. Maksudnya, dia tentu saja mempunyai nasionalisme sehingga tak perlu diragukan. Ada pemain yang meski mempunyai nasionalisme tetap saja tidak diikutsertakan. Ini bukan salahnya tetapi salah struktur dalam kepengurusan olahraga sepakbola di negeri ini.

Lupakan sejenak polemik soal nasionalisme itu. Dan, jangan menjadikan hasil pertandingan di piala AFF 2012 ini sebagai ajang mengukur tingkat nasionalisme pemain. Nasionalisme dalam sepak bola bukanlah nasionalisme perorangan tetapi nasionalisme tim. Jadi, jangan terlalu memutlakkan penilaian nasionalisme hanya dengan melihat hasil pertandingan.

PA, 21/11/12
GA


Banyak orang melirik ibu kota, Jakarta, sebagai lahan mencari keuntungan. Memang semua orang tahu Jakarta punya banyak uang. Jakarta sumber uang. Tak dipungkiri sebagian besar orang Indonesia berorientasi ke Jakarta. Dari politikus, artis, pengusaha, pengajar, pekerja kasar, sampai pengemis.

Apakah ini salah? Tidak! Ini realitas. Di Jakarta segala-galanya ada. Asal ada uang kamu bisa hidup di Jakarta. Tidak ada uang jangan harap kamu dapat makanan. Kecuali kalau Anda mau merampas, mencuri, mengancam orang, menjadi preman, dan sebagainya. Singkatnya, Anda berusaha mendapatkan uang tanpa bekerja sebagaimana mestinya. Dengan itu Anda mendapat uang. Dan, Anda dapat jatah makan.

Namanya “mencari” uang dengan cara halal. Gampang! Meski itu melanggar hak orang lain. Bahkan hak untuk hidup dari manusia. Semua ini justru ada di Jakarta. Jakarta punya banyak uang. Tetapi Jakarta juga punya banyak pencopet uang. Jakarta punya banyak pengusaha. Tetapi Jakarta juga punya banyak preman yang setiap saat bisa menjadi raja keicl-kecilan.

Jakarta juga identik dengan BANJIR. Dan, ini yang paling repot. Banjir datang saat Jakarta Hujan. Musim hujan berarti musim banjir. Tetapi Jakarta tak hujan pun, BANJIR itu tetap ada. Ya… Bogor hujan, Jakarta bisa-bisa banjir. Ini yang repot juga. Tak ada hujan kok tiba-tiba banjir. Mau bagaimana lagi. Jakarta kan menerima air dari Bogor. Jakarta juga tidak mempunyai daerah resapan yang luas. Tanah-tanah di Jakarta sebagian besar ditutup semen, besi beton, dan tembok. Air susah masuk dan meresap kalau berhadapan dengan tiga jenis benda ini.

Inisiatif berdatangan dari berbagai kalangan. Pemerintah daerah, pemerhati tata kota, arsitek, kelompok peduli lingkungan, dan tentu saja warga Jakarta untuk memperbaiki wajah Jakarta khususnya masalah banjir. Namun, sampai saat ini belum berjalan maksimal sehingga warga (sebagian) masih mengalami banjir. Mengubah Jakarta dari wajah BANJIR memang bukan pekerjaan mudah. Mesti ada usaha keras semua pihak. Boleh dikatakan yang paling berperan dalam usaha ini semestinya adalah warga Jakarta sendiri. Kalau mau mengubah sitausi semrawut di sekitar sungai Ciliwung dan Pasanggrahan misalnya, warga sendiri yang mestinya terlibat.

Rakyat memang yang paling berperan. Selain jumlahnya besar juga karena rakyat sendiri yang mengalami secara langsung. Kalau banjir rakyat yang terkena dampaknya. Banjir kemarin justru membuat rakyat kecil menderita. Kios warga kebanjiran. Sementara mol besar tidak terkena banjir. Semoga pemerhati Jakarta terus menerus berusaha memoles wajah Jakarta yang banjir. Kelak Jakarta terbebas dari banjir. Ciliwung dan Pasanggrahan kelak jadi sungai yang asri dan bersih.

PA, 24/11/2012
GA

Perayaan Ulang Tahun bersama teman-teman di komunitas Parma


Tahun lalu saya merayakan ulang tahun di Yogyakarta, Indonesia. Tahun ini tepatnya 2 hari yang lalu (15 Februari 2014), saya merayakannya di Parma, Italia. Tempat berubah dan usia juga berubah.

Perubahan ini juga terasa dalam perayaannya. Kali ini amat meriah. Maklum tempatnya berbeda. Saya tidak mau membandingkan. Saya hanya mau berbagi cerita. Kebetulan juga pada hari yang sama ada teman lain yang berulang tahun. Kami berdua menjadi pusat perhatian, katakanlah demikian.

Perayaan hari ini memang cukup ramai. Ada beberapa teman dari teman saya yang datang dari luar kota, Modenna, Italia. Saya ikut senang dengan kehadiran mereka. Ini untungnya perayaan bersama. Komunitas pun menjadi ramai. Lebih ramai lagi karena teman-teman di komunitas memberikan hadiah menarik untuk kami. Saya mendapat alat musik mp4 dan teman saya, Simon dari Siera Leone, mendapat buku bacaan. Kedua hadiah ini tentu menarik.

Penyerahan hadiah saat makan siang (IL Pranzo, dalam bahasa Italia). Sebelumnya kami berdua diarak masuk kamar makan. Lalu, disuruh menyampaikan kesan dalam satu atau dua frase, tidak lebih. Kemudian ini yang unik, kami yang berasal dari berbagai negara menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun dalam bahasa Indonesia. Hidup Indonesia, gumamku dalam hati. Tentu ada teksnya yang dibagikan pada semua.

Setelah itu, saya dan Simon meniup lilin di atas kue tar (Torta) yang ada di atas meja. Tidak sulit mematikan lilin ini. Setelahnya, kami memotong kue itu, dan membagikannya ke semua anggota komunitas. Kue tar tanpa anggur rasanya ada yang kurang. Itulah sebabnya, teman saya Pandri menyediakan anggur putih. Ini budaya Italia, Torta plus Vino Biancho (Anggur Putih). Lalu?

Lalu ada lagi hal lainnya yang menarik di hari ulang tahun kali ini. Malam harinya, saat makan malam (La Cena) ada satu keluarga yang datang menyediakan hidangan makan malam. Keluarga ini adalah kenalannya Simon. Makanan yang dihidangkan enak sekali. Ada daging dan pasta yang digoreng. Juga ada torta lagi. Dan kami berdua yang memotongnya dan membagikannya pada semua. Lagi-lagi Vino Biancho sebagai temannya.

Saya senang sekali mengalami semua ini. Dalam hati juga saya senang karena di facebook ada lebih kurang 130-an lebih ucapan dan pesan Selamat Ulang Tahun dalam 3 bahasa, Indonesia, Inggris, dan juga Italia. Tahun lalu tidak sebanyak ini. Saya ingat hanya 90-an. Berarti ada peningkatan. Selain facebook, ada juga yang melalui email. Dan, saya terharu sekali mendapat ucapan selamat dari pemimpin kami di Italia baik pemmpin komunitas maupun pemimpin untuk negara Italia. Terima kasih padre tuk ucapannya.

Saya menulis satu paragraf di facebook sebagai ungkapan cinta saya pada mereka yang sudah memberikan per-HATI-an pada saya di hari jadi ke-28 ini. Tentunya tak lupa perhatian dari anggota keluarga saya di Indonesia, Adik, Bapa-Mama, juga ponakan tersayang. Dan, 3 hari sebelum hari indah ini saya mendapat hadiah kartu telepon internasional dari seorang sahabat. Kartu yang namanya World Master ini bisa digunakan untuk menelepon ke Indonesia. Tunggu waktu yang tepat untuk menggunakannya. Setelah semua tugas beres, saya akan telepon.

Oh ya tak lupa saya ucapkan terima kasih pada teman-teman kelas saya (Basil, Severin, dan Matias) di Italia juga untuk guru kami (Patricia dan Sara) yang sudah memberikan hadiah gula-gula dan ucapan selamat ulang tahun di kelas.

Saya kutipkan di sini goresan saya di facebook. I am happy receive the greetings from our superior regions in Italy, Father Rosario on my birthday. I remember the same situation when I am in Indonesia received the greetings from our superior Father Baravalle. And, not also from him, but also from my confreres in Italy and USA with Father Joe Ma. I think I am not alone. Really. Thanks God, thanks for you all, my friends and my confreres. Senang sekali mendapat ucapan, doa, dan harapan dari teman-teman dan saudara/i saya di hari ulang tahun kemarin. Ini hadiah (rahmat) yang mengagumkan. "Grazie a tutti, sono contento celebriamo il mio compleanno", una frase che gli ho detto ieri quando abbiamo celebrato festa compleanno in comunità. Grazie mile ai miei fratelli e grazie a Dio.

Parma, 17/2/2014

The picture by google. it 
Sunday night, 9 February 2014, we have dinner with father Luciano. We went to his house at 7.30 p.m. Then, we went to the restaurant “Trattoria del Tribunale” at Street Vicolo Politi, 5, Parma, Italia. It is not far from house of Father Luciano. Today is a good day. Without rain and the sun shines very well. This night is not very cold. It is about 10°C.

We are the world like the song of Michael Jackson because we come from 4 nations, Italia (Pietro e Luciano), Iraq (Alan), Indonesia (Gordi) and Siera Leone (Simon). Father Luciano makes us one.

We drank the wine and ate some kind of food. I don’t remember the name of these foods. I want to write the name when we finished the dinner but I forgot. It is not important.

The picture by google.it
The important things is we thanks to Father Luciano. He gives us a big gift. I think, I must give something for him. Maybe not like that he has given but in other things. I can help him through the lesson for the children on Wednesday evening and Sunday morning at the St Cristiana parish. Thanks Father Luciano.
Gordi

Politik sering didekatkan dengan korupsi. Inilah yang kadang-kadang terekam dalam benak masyarakat.

Rekaman itu muncul dari drama politikus yang tersandung korupsi. Padahal koruptor bukan hanya dari kalangan politikus. Kadang-kadang pengusaha juga tak luput dari penyakit korupsi. Kadang-kadang juga penguasa terlalu dekat dengan penguasa yang boleh jadi sekaligus politikus.

Menjadi anggota partai politik saat ini mengemban tugas berat. Memulihkan citra politikus yang telanjur didekatkan dengan koruptor. Dan, memperjuangkan kepentingan masyarakat. Dalam perjuangan ini tak jarang yang terjadi adalah sebaliknya. Perjuangan demi keluarganya dan perjuangan demi partainya.

Setiap partai politik punya cita-cita sebagai ideal yakni memperjuangkan kebaikan bersama. Termasuk di dalamnya kesejahteraan masyarakat. Ini cita-cita mulia. Dan, inilah yang ditunggu masyarakat luas. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Semakin banyak parpol, semakin banyak amsyarakat yang belum sejahtera.

Kita boleh menduga, anggota partai bekerja keras untuk partainya saja, untuk keluarganya saja. Sedangkan untuk rakyat luas tidak diperhatikan. Beginilah nasib jadi rakyat biasa. Menunggu perhatian dari yang kuasa. Boleh saja mengusulkan untuk ini itu tetapi kalau anggota partai cuek mau bilang apa. Menunggu dengan harapan kosong. Harapan biasanya dikabulkan tetapi dalam politik, harapan bisa jadi kosong. Janji memang mudah diucapkan dan sulit diwujudkan.

Partai politik semakin jauh dari kehidupan rakyat. Padahal partai itu dibentuk untuk memperjuangkan kehidupan rakyat. Ini hanya obrolan tentang tema politik. Boleh jadi tak berisi tetapi patut ditulis. Biar tak jadi orang yang tak tahu politik.

PA, 3/12/12
Gordi

Beberapa hari belakangan saya dapat sms dari nomor tak dikenal. Sms itu berisi berita. Kebanyakan berita agen perjalanan. Ada juga promosi liburan, tiket murah, agen pulsa, dan sebagainya. Kalau dikumpulkan jadi banyak.

Saya memaklumi munculnya sms itu. Menjelang akhir tahun, musim liburan menjadi agenda yang ditunggu-tunggu. Agen perjalanan pun bekerja hiruk pikuk mencari pelanggan. Dari situ mereka dapat keuntungan. Memberikan jasa biro perjalanana lalu memperoleh bayaran.

Ada informasi menarik tentang harga tiket kapal, harga pulsa dan sebagainya. Semua informasi sms itu memudahkan pelanggan. Isi pulsa saja bisa lewat internet. Tak perlu ke tempat jualan pulsa lagi. Demikian juga dengan informasi perjalanan. Tinggal mengklik situs yang diberikan, ada informasi yang bisa membantu kita.

Ada yang menanggapi dengan negatif munculnya sms seperti ini. Persoalannya jelas, mengapa muncul setiap hari. Saya pun demikian pada awalnya.

Tetapi saya bosan menilai seperti itu. Dilapor kok kadang-kadang tidak mempan. Maka, saya beralih, melihat sisi positifnya. Sms itu muncul setiap hari. Okelah gak usah ditanggapai saja. Cuek saja. Asal kita dapat informasi. Sekadar membaca tak apa-apa. Jangan tergoda pula untuk meneruskan mengklik link yang ditawarkan.

Anggap saja isi sms itu sebagai info menarik. Menarik untuk dibaca dan bukan untuk ditindaklanjuti.

Inilah yang namanya membanjirnya informasi. Informasi yang tak diperlukan pun datang setiap hari.

PA, 3/12/12
Gordi  

Pagi ini saya bangun pagi sekali. Biasanya bangun jam 5. Pagi ini jam 4.30. Beda 30 menit. Itu pun bukan karena direncanakan. Saya bangun karena kebelet pipis. Yahhh gara-gara minum banyak air semalam.

Dokter pernah bilang bahwa sebelum tidur jangan minum banyak air. Sebab, itu mengganggu tidur. Tak terduga kita terbangun mau buang air.

Ini merepotkan. Tetapi beruntung pagi ini saya bangun dan buang air lancar. Setelah duduk sejenak, mandi, saya bersujud pada Yang Kuasa. Menyampaikan beribu terima kasih atas anugerahnya semalam dan hari ini.

Setelahnya saya buka kompasiana sebentar sambil membuat tulisan ini. Woao…menarik sekali. Dalam komentar tulisan saya semalam ada pertanyaan unik. Kalau hukum bisa dibeli berapa harganya yahh… lalu, kalau hukum bisa diobral berapa persennya diskonnya yahhh?

Saya tersenyum membaca ini. Ini kegembiraan di awal pagi ini. Saya akan membagikan senyum ini pada setiap orang yang akan saya jumpai.

Soal hukum tak tentu. Berapa harganya tak tentu. Diskonnya berapa tak tentu. Yang jelas kalau kamu berduit belilah hukum. Kalau kamu tak berduit bersiaplah untuk dihukum. Tak percaya? Cobalah curi buah kakao atau sandal jepit. Kamu-boleh jadi-menjadi orang kedua yang dihukum. Siapa pertama??? Carilah berita di internet dan kamu akan mendapatkannya.

Salam senyum selalu…

PA, 5/12/12
Gordi

Teknologi diciptakan untuk kelancaran aktivitas manusia. Siapa pun menyetujui ini. Manusia pun semakin mudah dengan adanya teknologi. Sebut saja internet dengan layanan jual online, pelanggan tak perlu mendatangi tempat jualan.

Tetapi tdak selamanya teknologi itu memperlancar kegiatan manusia. Teknologi kadang-kadang mengulur waktu. Membuat manusia lambat bermobilisasi.

Pagi tadi, suasana ruang kelas kuliah gaduh. Dosen lama sekali membetulkan monitor LCD yang disambungkan ke laptopnya. Kalau dihitung 15 menit buang begitu saja. Padahal waktu adalah pengetahuan kata akademisi.

Nah…gimana nii….teknologi kok mengulur waktu. Itu dia masalahnya. Ada ketidakberesan yang tak terduga. Mendingan mengajar tanpa laptop daripada menunggu 15 menit. Kalau dosen dulu mengajar dengan menerangkan secara lisan. Yang ini lancar-lancar saja. Diktat kuliah diedarkan belakangan.

Jadi, jangan terlalu bergantung sepenuhnya pada teknologi. Teknologi canggih tanpa listrik tak berarti apa-apa. Kita mesti tetap bisa hidup tanpa teknologi. Dengan teknologi hidup semakin mudah di satu sisi tetapi di lain sisi hidup jadi semakin susah.

Remaja sekarang selalu sedih dan murung jika sehari tanpa hp di atngannya. Ada juga yang menrengek tanpa uang pulsa di tangannya. Ini kasus kecil. Gara-gara tak ada hp mutakhir, tak mau ke sekolah. Walahhhhh teknologi kok memundurkan peradaban manusia.

Kaum muda bangkitlah. Buktikan bahwa kamu bisa hidup tanpa teknologi. Kakek-nenek moyangmu ratusan tahun lalu bisa hidup sehat tanpa teknologi.

PA, 5/12/12
GA

Pagi-pagi sudah jadi tersangka. Pagi ini rasa terkejut itu muncul. Melihat gambar di halaman pertama koran pagi. Ada gambar Pak Andi M. Ada juga judulnya…..TERSANGKA.

Terkejut melihat gambar itu dan predikatnya sebagai tersangka. Tidak sempat melanjutkan membaca beritanya. Memang pagi ini saya hanya memasukkan koran ke tempat penyimpanannya.

Menjadi tersangka belum tentu bersalah. Pembuktiannya mesti diproses dengan teliti. Tetapi kalau bersalah, siap-siaplah untuk menerima ganjarannya.

Hidup memang pilihan. Memilih A maka konsekuensinya ini. Memilih B konsekuensinya juga ada. Lain halnya kalau mengingkari pilihan itu. Kalau mengingkar dari pilihan berarti ada yang disembunyikan.

Menyembunyikan sesuatu itu kurang baik. Apalagi kalau yang disembunyikan itu justru merugikan orang lain.

Sembunyian itu suatu saat akan terungkap. Ibarat kentut yang tercium oleh banyak orang. Susah melacak siapa yang kentut kalau semuanya tidak mau jujur. Tetapi, mudah dicium bau kentut dan semua orang menciumnya.

Saya pernah jadi tersangka. Tetapi bukan terkait politik. Maklum bukan politikus. Tetapi jadi tersangka jatuhnya tiang jemuran di asrama. Sebabnya, sederhana.

Saat itu musim hujan dan angin kencang. Kebetulan saya sedang menjemur pakaian tiba-tiba datang angin. Jatuhlah jemuran itu. teman-teman datang dan melihat saya ada di situ beberapa menit kemudian. Ada yang memaklumi kalau penyebabnya adalah angin. Tetapi ada yang ngotot sayalah biangnya. Kerugiannya besar, pakaian banyak orang kotor dan harus dicuci lagi.

Saya jadi tersangka. Kemudian diproses dan hasilnya saya tidak jadi pelaku. Faktor alamlah yang menyebabkan semua ini.

Bagaimana dengan Pak Andi M? Apakah nantinya ia akan dinyatakan bersalah? Belum tentu. Bisa ya dan bisa tidak. Ini pekerjaan pihak terkait, polisi, KPK, jaksa, dan pihak-pihak terkait untuk melanjutkan proses. Kalau toh Pak Andi M dinyatakan bersalah, tidak apa-apa. Dia mestinya siap menanggung hukuman. Kalau sampai negara rugi, alangkah baik kalau kerugian itu dibayar. Terutama yang terkait materi.

Pagi-pagi sudah jadi tersangka. Saya sangka saya harus pamit dulu untuk beraktivitas. Selamat beraktivitas untuk pembaca sekalian. Jadikanlah hari ini sebagai hari bahagia kalian. Kita semua mesti berprasangka baik kepada teman-teman di sekitar kita. Dengan itu, kita bisa bekerja sama.

PA, 7/12/2012
GA

Apa jadinya ketika “Yang Tua” menggauli “Yang Muda”?
Yang tua di sini adalah mereka yang sudah berkeluarga. Punya istri dan anak. Yang muda adalah mereka yang belum berkeluarga.

“Menggauli” perlu diberi tanda kutip. Maksudnya menikah. Jadi, yang berkeluarga menikah dengan yang belum berkeluarga.

Aneh bukan? Aneh. Mengapa demikian? Bagaimana nasib keluarganya jika dia menikah lagi? Soal materi bisa dicari. Banyak duit kehidupan tetap berjalan. Tetapi soal lain bagaimana?

Itulah yang dialami Bupati Garut Aceng HM Fikri ketika menikah (siri) dengan gadis remaja, Fany Octora. Usia pernikahan hanya 4 hari.

Lantas, bagaimana dengan istri dan anak sang bupati sebelumnya? Bagaimana dengan istri yang sah-nya?

Kita tebak pasti berantakan. Boleh jadi ada kecemburuan. Cemburu dengan istri baru. Juga ada ketidakjelasan mana istri yang sah. Atau sekalian jadikan istri semuanya. Tetapi ini tidak sampai di situ. Sebab, gadis remaja itu hanya menjadi “istri” selama 4 hari.

Apakah sang bupati bisa dikatakan kelainan seksual? Boleh jadi. Kalau dinilai dari perilaku ini saja bisa dikatakan demikian. Dia yang sudah tua masih mau (menikah) dengan yang muda. Masalahnya dia yang tua ini sudah berkeluarga.

Jika benar dia kelainan seksual mengapa diangkat jadi pejabat publik? Ini yang tidak diduga sebelumnya. Andai tahu demikian, sang bupati tidak akan dipilih. Tetapi situasi baru selalu saja terjadi. Prediksi pun menjadi tak bermanfaat. Banyak yang melenceng dari perkiraan.

PA, 7/12/12
GA

*Tulisan ini pernah dimuat di blog kompasiana kolom POLITIK-REPORTASE pada 7 December 2012

Hari ini ada tanggal unik lagi. Saya selalu ingin menulis di waktu unik. Apa yang unik? Susunan tanggal, bulan, dan tahun. Seperti sebelumnya saya menamakan waktu seperti ini sebagai tanggal unik. Tanggal 7 bulan 2 tahun 2014 yang biasanya disingkat 14. Kalau ditulis menjadi 7/2/14. Apa atau bagian mana yang unik?

Angka 7 adalah angka 7 dalam sejarah hermeneutika, ilmu mengenai penafsiran. Angka 7 berarti sempurna. Nah hari ini kalau ditafsir sesuai tanggalnya adalah hari sempurna. Lalu, bulan Februari, bulan kedua, 2. Dan tahun 2014. Menjadi unik karena 7 x 2 = 14. Dua kali 7 sama dengan dua kali sempurna. Nilainya dua kali sempurna. Katakanlah dua kali lebih sempurna. Dan hasilnya adalah 14, sama dengan angka tahun 20(14).

Inilah yang unik hari ini. Selain itu, hari ini menjadi unik karena ulang tahun dari seorang teman saya di Itali. Namanya Carlos. Pemuda Mexico yang juga sedang belajar di Italia. Selamat ulang tahun di kesempatan unik ini.
Salam

Parma, 7/2/2014
Gordi 

Ada menteri yang mundur. Itu biasa. Politik itu variasi. Kadang naik kadang turun.
Tak usah khawatir dengan naik-turunnya menteri. Memang tidak terlalu khawatir. Tetapi mengapa menteri itu turun. Ini yang bikin rakyat bertanya.

Tak semua rakyat bertanya. Ada yang cuek saja. Toh, tidak langsung berpengaruh dengan kehidupan mereka. Rakyat sudah pusing dengan acara cari makan sehari-hari. Tak sempat memikirkan naik-turunnya menteri seperti itu.

Tetapi masih ada rakyat yang bertanya-tanya, mengapa menteri itu turun? Masalah politik? Korupsi? Moral? Sosial? Dan sebagainya. Ini rakyat yang ingin tahu. Tahu tentang menterinya yang mundur.

Sesekali memang menteri mesti mundur. Entah dimundurkan atau memundurkan. Daripada situasi tambah panas lebih baik mundur. Begitu prinspipnya. Tak selamamya menteri mundur karena tak mampu. Ada yang lebih baik mundur demi kebaikan bersama.
Mundur selangkah untuk maju dua langkah. Mundur seperti ini yang demi kebaikan.
Tetapi mundur tanpa maju lagi menjadi lain lagi. Ini kemunduran yang menghancurkan. Tak ada lagi yang dibanggakan jika mundur untuk selamanya. Atau mungkin juga karena namanya dicap buruk sehingga tak bisa maju lagi.

Yahhh pak menteri itu mundur. Apakah dia mundur demi kemajuan? Tak ada yang tahu. Saat ini masih teka-teki. Masih ada proses untuk menemukan teka-teki di balik proses kemunduran itu. Siapa tahu dia mundur untuk maju. Atau bisa juga dia dimundurkan.


PA, 8/12/12
GA

FOTO, wartasumedang
PSSI merupakan induk olahraga sepak bola di Indonesia. Di sini ditampung semua ide berkompetisi sepakbola di negeri ini. Begini kira-kira cita-cita awalnya. 

Memang dibutuhkan wadah pemersatu untuk mengatur sepak bola. PSSI adalah wadah itu. Kiprahnya menjadi harapan bersama agar olahraga sepak bola Indonesia semakin baik.
Namun, kini PSSI menjadi luntur kiprahnya. Pengurusnya tampak tak bergigi. Sebab, muncul organisasi tandingan KPSI. Organisasi ini mengamanatkan dirinya menyelamatkan sepak bola Indonesia.

Hadirnya dua wadah ini semakin mengaburkan harapan publik. Mana yang dipercaya PSSI atau KPSI. Yang satu muncul lebih dulu. Yang satu belakangan. Keduanya punya komitmen mengatur sepak bola di Indonesia. Komitmen ini bersifat ngotot. Dampaknya terasa pada klub dan pemain. Ujung-ujungnya sepak bola negeri ini berantakan.

Berkiprah di Benua Asia saja, sepak bola kita tak ada artinya. Apalagi di level dunia. Bahkan dalam negeri pun konflik tak berujung. Kengototan dua wadah ini mengotori sepak bola Indonesia.

Beberapa hari belakangan menteri yang mengurus olahraga mundur. Entah seperti apa wajah olahraga sepak bola ke depannya. Menteri yang nota bene di atas induk olahraga sepak bola saja sudah mundur. Mau dibawa ke mana sepak bola ini?

PSSI kini diisukan dibekukan saja. Inilah yang diramalkan pengamat sepak bola jika konflik dua organisasi tak berakhir. PSSI sebagai lembaga yang diakui kiprahnya di dunia luar Indonesia menjadi sasaran cercaan massa.

Namun KPSI sebagai tandingannya juga tentu kena dampak. Jika PSSI dibekukan boleh jadi KPSI juga tak ada kiprahnya. Yang diakui sah oleh negara adalah PSSI. KPSI hanya bentukan belakangan yang diprakarsai sekelompok orang.

Akankah PSSI benar-benar dibekukan? Boleh jadi demikian. Jika dibekukan, mau bilang apa lagi. FIFA sebagai induk sepak bola dunia tidak mau menggubris anak organisasinya yang tidak becus. Indonesia sebagai pemilik PSSI mesti menerima keputusan itu.

Boleh jadi dengan pembekuan itu, Indonesia siap berbenah. Mulai dari awal. Mestinya juga mulai dengan orang-orang baru yang belum tercemar kotoran PSSI. Sebab, jika orang lama boleh jadi kotoran itu masih mengotori wadah organisasi baru.

Ibarat belajar, tidak ada kata terlambat untuk membenah organisasi sepak bola Indonesia. Dengan itu, sepak bola kembali kepada hakikatnya sebagai ajang olahraga dan ajang persatuan nasional.


PA, 9/12/12
GA

foto oleh Matt Dearden-Indo Pilot
Sinabung, namamu kini ramai dibicarakan. Sinabung dan korban yang mati. Sinabung dan letusan. Sinabung dan suhu panas. Sinabung dan awan panas. Sinabung dan korban yang selamat. Sinabung dan kru penolong. Sinabung dan tokoh politik. Sinabung dan aparat pemerintah. Sinabung dan kru pemandu pengungsi.

Bukan itu saja. Sinabung juga masuk di koran lokal, nasional, dan internasional. Juga di TV lokal, nasional, dan internasional. Di internet pun ramai, dalam berbagai bahasa. Sinabung jadi sorotan mata para penikmat berita.

Menyebut Sinabung berarti menyebut Sumatera, menyebut Indonesia, Asia. Nama Sinabung melambung, nama Indonesia juga demikian. Tak lupa nama Jakarta, ibu kota negara, yang ditulis dengan berbagai bahasa. Jangan heran jika Jakarta pun kadang-kadang tidak ditulis sesuai aslinya.

Tetapi itu tidak penting. Toh yang jadi pusat perhatian adalah Sinabung. Sinabung bukan saja terkait dengan letusan. Tetapi, Sinabung juga dikaitkan dengan tahun politik, 2014, di Indonesia. Ramai bicara politik, ramai juga bicara SInabung. Melebur dalam satu paket. Yang datang menolong juga datang membawa pengaruh politik.

Namun di mata internasional, Sinabung tetap dikaitkan dengan alam, manusiawi, dan sosial. Lihatlah warga Jepang dengan monitor TV-nya memberitakan secara langsung dari Sinabung. Warga Jepang pun tahu bagaimana situasi terbaru di SInabung. Jepang bukan Indonesia tetapi Jepang memerhatikan Indonesia.

Sinabung, masihkah kamu dikaitkan dengan politik? Harapannya, tidak. Sinabung sekarang mesti dikaitkan dengan Alam, Manusiawi, dan Sosial.

Bagaimana cara bersahabat dengan alam? Itu yang mestinya dikembangkan oleh Indoensia. Ini penting untuk masa depan Indonesia.

Bagaimana cara menyelamatkan manusia secepat dan seakurat mungkin. Mengerahkan bukan saja tenaga manusia tetapi juga teknologi. Teknologi ini yang mestinya dikembangkan Indonesia.

Bagaimana cara melihat sesama sebagai makhluk sosial dan bukan sebagai ladang politik. Membantu atau memberi bantuan tanpa melihat status sosial, agama, suku, dan sebagainya. Ini yang mestinya ditanam di benak warga.

Sinabung namamu dikenang. Sinabung, marilah kita hidup bersama. Bersahabat sebagai sesama ciptaan.

Prm, 3/2/2014
Gordi

*Tulisan ini diambil dari tulisan saya di blog kompasiana
Powered by Blogger.